Fakta Menarik Luka Modric, Akhir Tarian Sang Maestro di Kancah Piala Dunia

Selasa, 20 Desember 2022 | 09:16 WIB
Fakta Menarik Luka Modric, Akhir Tarian Sang Maestro di Kancah Piala Dunia
Gelandang Kroasia #10 Luka Modric merayakan medali perunggunya setelah memenangkan pertandingan perebutan tempat ketiga Piala Dunia Qatar 2022 antara Kroasia dan Maroko di Stadion Internasional Khalifa di Doha pada 17 Desember 2022. JACK GUEZ/AFP
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Luka Modric beserta timnya Kroasia gagal lolos ke final Piala Dunia 2022 di Qatar. Kroasia gagal setelah dikalahkan oleh timnas Argentina dalam babak semifinal dengan skor telak 3-0.

Meski demikian,  Modric mampu menghadirkan penampilan yang luar biasa dan membawa negaranya finish di peringkat ketiga World Cup 2022. Berkaitan dengan itu, berikut fakta menarik tentang akhir tarian sang maestro di kancah Piala Dunia.

Profil Luka Modric

Luka Modric lahir pada 9 September 1985. Ia lahir di tengah wilayah yang rawan konflik. Ia sering hidup bersama kakeknya karena orang tuanya bekerja di pabrik rajut dekat pegunungan Velebit.

Baca Juga: 4 Hal yang Membuat Piala Dunia 2022 Akan Selalu Diingat Para Pencinta Bola

Setiap pagi, Luka membawa ternaknya ke bukit. Luka yang saat itu berusia 6 (enam) tahun, bermain bola dengan temannya di sekitar rumah.

Ia mengalami perjuangan yang cukup mengharukan. Kakeknya ditangkap dan dibunuh secara kejam oleh tentara Yugoslavia saat membawa ternak ke perbukitan. Perang yang terjadi pun membuat Modric pergi mengungsi dan ia pun harus menyesuaikan diri.

Ia kerap bermain bola di tempat parkir. Suatu saat, pekerja yang juga tinggal di tempat pengungsian menghubungi Direktur NZ Zadar Josip Bajlo. Pekerja itu meminta Josip melihat permainan Modric yang berusia 7 tahun. 

Josip pun tertarik dengan kemampuan Modric dan menawarkannya untuk mendaftar ke Akademi Zadar. Ia sempat dibantu pamannya terkait perekonomian.

Setelah beberapa tahun bersama Akademi Zadar, Modric yang berusia 12 tahun mencuri perhatian Hajduk Split. Namun, Split batal mengontrak karena fisik Modric dianggap tak meyakinkan.

Baca Juga: Timeline Magis Argentina: Berdarah di Kaki Arab Saudi, Berjaya Libas Prancis

Modric sempat kecewa dan patah semangat. Ia bahkan kehilangan antusiasme bermain bola.

Namun setelah vacum beberapa waktu, kepala Akademi Zadar Tomislav Basic menemuinya dan menyemangatinya. Pada usia 15 tahun, Modric pun bergabung dengan Dinamo Zagreb.

Pada 2003 di usia 18 tahun dengan Zagreb, ia berhasil menunjukkan bakatnya. Namun Zagreb meminjamkan nya ke Zrinjski Mostar dan terpilih menjadi Bosnia dan Herzegovina League Player of the Year.

Meski gemilang di Bosnia, Zagreb masih belum mempercayai Modric dan meminjamkannya ke klub Kroasia, Inter Zapresic. Ia pun berhasil membantu Inter menjadi runner up liga Kroasia dan memperoleh penghargaan Croatian Football Hope of the Year.

Kemudian pada 2005, Modric kembali ke Zagreb. Setelah masa peminjaman ke klub lain tersebut, Modric mendapat kontrak jangka panjang dengan Dinamo Zagreb selama 10 tahun. Ia pun mampu membeli rumah baru untuk keluarganya.

Pada tahun pertama bersama Dinamo Zagreb, ia membantu memenangi liga dan mencetak 7 gol dalam 31 pertandingan. Modric juga mulai mendapat perhatian dari Barcelona, Chelsea, dan Barcelona.

Luka Modric pernah berpartisipasi dalam turnamen FIFA World Cup 2006, UEFA Euro 2008 dan 2012. Kemudian pada 2008, ia bergabung dengan Tottenham Hotspur dan timnya mendapat gelar Team of the Tournament.

Di Tottenham Hotspur ia mendapat kritik di awal kedatangannya di Premier League. Namun ia menjadi lebih baik dan berada di negara perang menjadikannya pemain yang tangguh.

Luka Modric benar-benar berusaha keras untuk Tottenham Hotspur. Kapten  Tottenham Hotspur Jamie Redknapp bahkan memujinya bahwa ia adalah pemain yang baik dan merupakan harapan sang manajer. Ia berlatih dengan giat dan tidak komplain.

Pada 2011, Luka Modric bahkan pernah diincar Chelsea yang menjanjikan gaji sebesar 22 juta Euro dan 27 juta Euro tetapi ditolak. Pada 2012, Real Madrid mengumumkan bahwa Luka Modric bergabung dengan bayaran 33 juta Euro.

Ia debut bersama Real Madrid melawan Barcelona di Supercopa de Espana 2012. Trofi itu menjadi trofi pertama Modric sejak kedatangannya 2 hari sebelumnya. Ia menjadi gelandang kelas dunia bersama Real Madrid.

Pada 2014, Modric menandatangani kontrak baru bersama Real Madrid hingga 2018. Ia sempat cedera pada 2014 hingga 2015 yang mengganggu penampilannya.

Setelah pulih, ia pun kembali gemilang. Hingga kini, Modric sempat membantu Real Madrid memenangkan 5 trofi Liga Champions 3 gelar La Liga, 4 trofi Piala Super Eropa, 4 gelar Piala Dunia Antarklub, 1 gelar Copa Del Rey, dan 4 gelar Supercopa de Espana.

Kontribusi dan Prestasi Bersama Kroasia

Puncaknya yakni saat musim 2017-2018, ia membantu Real Madrid memenangkan Liga Champions ketiga kalinya secara beruntun. Kemudian, ia menjadi kapten Kroasia di Piala Dunia 2018 dan membawa negaranya menuju partai final pertama kalinya dalam sejarah.

Prestasi itu membuatnya menjadi pemain terbaik Piala Dunia 2018 dan memenangkan UEFA Men’s Player of the Year Award dan The Best FIFA Men’s Player 2018.

Pada Piala Dunia 2022, Modric berhasil membawa negaranya ke semifinal. Modric membawa Kroasia memuncaki Grup F sebelum dua kali lolos melalui pinalti.

Pencapaian Luka Modric di Piala Dunia

Modric berhasil mengantarkan Kroasia ke final Piala Dunia edisi sebelumnya. Meskipun gagal jadi juara setelah dikalahkan Prancis dengan skor 2-4. Namun kedua edisi ini Kroasia memiliki pencapaian yang baik untuk lolos ke babak semifinal.

Modric berkontribusi dalam kesuksesan Kroasia yang mendepak Brasil. Ia tercatat 139 kali berhasil menyentuh bola di sepanjang laga diantara pemain lainnya.

Ia berhasil mengirim 109 umpan serta 22 kali berhasil masuk sepertiga akhir lapangan. Modric berkontribusi terbanyak dalam hal itu di antara pemain lainnya.

Terlihat dalam permainannya, ia tak kenal lelah dalam laga ini. Performanya sangat baik meski berusia 37 tahun.

Meskipun kalah dari Argentina di Piala Dunia 2022, Luka Modric adalah salah satu gelandang terbaik dan sangat spesial. Hal ini bahkan diakui oleh Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti dan pelatih Pep  Guardiola serta Sven Goran Eriksson.

Saat meninggalkan lapangan di Piala Dunia 2022 Qatar, standing ovation pun diberikan oleh para pendukung Kroasia dan juga Argentina.

Luka Modric berhasil membuat Kroasia menduduki posisi ketiga Piala Dunia 2022 Qatar. Modric juga mengaku meski berhasil meraih peringkat ketiga, ia belum ingin pensiun dan mampu memberikan penampilan terbaiknya.

Kontributor : Annisa Fianni Sisma

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI