Suara.com - Pelatih Maroko Walid Reragui mengatakan para pemainnya akan meninggalkan Qatar dengan kebanggaan luar biasa setelah menjadi tim Afrika pertama yang mencapai semifinal Piala Dunia.
Tak hanya itu, Reragui juga menggenggam asa jika tim dari benua hitam bakal menjadi juara Piala Dunia dalam dua dekade mendatang.
Menyadur Al Jazeera, Atlas Lions dikalahkan 2-1 oleh Kroasia pada hari Sabtu (17/12/2022) di perebutan tempat ketiga. Meski terhempas dari peringkat ketiga, tetapi Reragui memuji para pemain mudanya.
Menurutnya, mereka semua telah melakukan semua yang dia minta dari awal turnamen, setelah mengalahkan tim-tim elit termasuk Belgia, Portugal dan Spanyol dalam perjalanan mereka ke empat terakhir.
"Kami ingin membawa kegembiraan bagi para penggemar kami, tetapi kami tetap senang, kami berada di antara empat tim terbaik di dunia," kata Reragui kepada wartawan.
“Kami memberi semua orang pertunjukan yang bagus, kami tidak pernah menyerah. Selamat kepada Kroasia, mereka pantas mendapatkan tempat ketiga. Kami adalah tim muda yang masih belajar,” sambungnya.
Reragui mengatakan timnya, yang memiliki rekor pertahanan terbaik di Qatar sebelum kalah 2-0 dari Prancis pada Rabu, merasakan beban fisik dari turnamen yang intens setelah memainkan pertandingan ketujuh mereka.
“Tentu, saya sedikit kecewa dengan kekalahan kedua berturut-turut ini, tapi kami melakukan semua yang kami bisa,” kata Reragui.
“Secara fisik sulit, para pemain kami lelah, itu sangat intens. Kami ingin membuat para penggemar lebih bangga dari sebelumnya, itu saja,” sambungnya.
Maroko finis di puncak grup yang mencakup Kroasia dan Belgia, yang menempati posisi ketiga di Piala Dunia 2018, sebelum menyingkirkan Spanyol dan Portugal masing-masing di Babak 16 dan 8.
Perjalanan mereka diakhiri di semifinal oleh juara bertahan Prancis, tetapi Reragui mendesak para pemainnya untuk mendukung penampilan bersejarah mereka dengan memenangkan Piala Afrika tahun depan.
“Saya berkata kepada para pemain di ruang ganti, jika Anda ingin mencatat sejarah maka Anda harus memenangkan Piala Afrika,” kata Reragui. "Kita perlu mendominasi benua kita."
Kampanye Maroko di Qatar juga memberi sepak bola Afrika dorongan moral yang besar setelah tidak satu pun dari lima tim dari benua itu yang berhasil lolos dari fase grup di Rusia pada 2018.
"Saya pikir kami menunjukkan kekuatan kami, kami menunjukkan bahwa sepak bola Afrika siap menghadapi tim-tim top dunia dengan efisiensi dan bermain di level tertinggi," kata Reragui dalam konferensi pers.
“Kami mungkin baru akan menyadari apa yang kami capai di Qatar setelah empat tahun, di Piala Dunia berikutnya. Tekanan juga akan semakin besar, akan ada ekspektasi di sekitar kita. Itu wajar.
“Kami membuat pencapaian yang luar biasa tetapi kami ingin melakukannya lagi. Itu tidak akan mudah tapi itulah tujuannya.”
Reragui berharap penampilan mereka di Qatar akan meninggalkan warisan abadi bagi sepak bola Afrika.
“Melalui pengalaman, Anda menjadi lebih kuat dan saya berharap kami belajar dan tumbuh dan membangun DNA sepakbola anak-anak kami di Afrika yang bertahan lama,” katanya.
“Kami sekarang mengizinkan anak-anak untuk bermimpi, bermimpi menjadi pesepakbola dan pergi ke Piala Dunia. Itu tak ternilai harganya. Adapun dampaknya di negara kami, kami telah menetapkan standar yang tinggi,” tambahnya.
Piala Dunia berikutnya pada tahun 2026, yang diadakan di Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat, akan diperluas menjadi 48 tim dan Afrika akan memiliki setidaknya sembilan slot – empat lebih banyak dari saat ini.
“Dengan sembilan peserta, kita akan belajar. Dalam 15, 20 tahun, saya yakin tim Afrika akan memenangkan Piala Dunia karena kami akan belajar,” kata Reragui.
“Kami memiliki tahapan yang harus dilewati. Kita perlu membangun itu, dengan kerja keras dan keinginan. DNA ini tidak hanya dibangun untuk Maroko, tetapi juga untuk benua,” pungkasnya.