Suara.com - Seorang persepak bola Iran, Amir Nasr-Azadani terancam hukuman mati setelah dia ikut ambil bagian dalam protes anti-pemerintah. Amir Nasr-Azadani juga ikut kampanye hak-hak perempuan di negara tersebut.
Hal itu diumumkan organisasi pesepakbola profesional dunia, FIFPRO. FIFPRO minta Iran mencabut hukuman tersebut.
"FIFPRO terkejut dan muak dengan laporan bahwa pesepakbola profesional Amir Nasr-Azadani menghadapi eksekusi di Iran setelah mengkampanyekan hak-hak perempuan dan kebebasan dasar di negaranya," tulis FIFPRO di Twitter.
Siapa sebenarnya Amir Nasr-Azadani?
Amir Nasr-Azadani merupakan pesepakbola profesional yang berasal dari Isfahan, sebuah kota di Iran tengah.
Amir Nasr-Azadani bermain sebagai bek. Amir Nasr-Azadani memulai karir profesionalnya di Sepahan, sebelum beralih ke Rah Ahan pada tahun 2015.
Setelah setahun, Nasr-Azadani pindah ke Traktor di mana dia menghabiskan beberapa musim sebelum mengalami cedera.
Setelah sembuh, pemain tersebut telah mewakili Gol-e Reyhan, Sepahan Novin dan Iranjavan FC.
Amir ikut demonstrasi anti-pemerintah yang meluas di Iran yang dipicu kematian Mahsa Amini, perempuan yang tewas usai ditahan polisi moral Iran September lalu.
Mahsa Amini ditangkap polisi moral Iran karena pakaian yang dikenakannya tak memenuhi aturan negara.