Suara.com - Nama Achraf Hakimi tengah meroket karena membawa Timnas Maroko kalahkan Spanyol dan maju ke babak perempat final Piala Dunia 2022. Tak disangka, Achraf Hakimi dari keluarga sederhana.
Bapak Achraf Hakimi seorang pedagang kaki lima. Sementara ibunya pembantu rumah tangga.
Untuk menjadi pesepak bola profesional dan ikut Piala Dunia 2022, lika liku perjalanan Achraf Hakimi tidak semulus yang dibayangkan.
Bahkan Aljazerra menggambarkan kehidupan Achraf Hakimi berliku dan bergelombang.
Baca Juga: Lawan Prancis di Perempat Final, Inggris Jangan Terlalu Terobsesi dengan Kylian Mbappe
Achraf Hakimi disebut sebagai bintang masa depan Maroko binaan Real Madrid.
Achraf Hakimi adalah bagian dari diaspora Maroko yang signifikan di Spanyol. Dia dibesarkan di rumah tangga berpenghasilan rendah di pinggiran kota industri Getafe di Madrid.
Berlatih di akademi Castilla Real Madrid, Achraf Hakimi punya standar hidup yang jauh lebih rendah.
"Ibu saya adalah seorang pembantu rumah tangga dan ayah saya adalah seorang pedagang kaki lima," katanya di program TV Spanyol, El Chiringuito.
“Mereka menyerahkan hidup mereka untuk saya. Mereka mengambil banyak hal dari saudara saya agar saya berhasil. Hari ini, saya bermain untuk mereka.”
Baca Juga: BREAKINGNEWS Terduga Perampok Rumah Raheem Sterling Ditangkap
Namun itu tidak sia-sia, karier sepak bola Achraf Hakimi moncer hingga bisa tampil di UEFA Youth League. Namanya tenar di kancah lokal.
Karena itu lah federasi sepak bola Maroko akhirnya menjadikannya pemain untuk Timnas Maroko
“Kami mengintai Achraf Hakimi ketika dia bermain dengan tim Real Madrid U17,” kata Nasser Larguet, direktur teknis Federasi.
“Dia terus-menerus berhubungan dengan pengintai kami, menanyakan kapan kamp pelatihan atau pertandingan kami berikutnya. Saya, secara pribadi, berjanji kepadanya bahwa jika dia terus bekerja seperti sebelumnya, dia akan segera bergabung dengan tim nasional senior.”
Benar saja, Achraf Hakimi gemilang di debut nasionalnya pada tahun 2016 pada usia 18 tahun. Hingga dia tampil di klub Spanyol.
Meski begitu, Achraf Hakimi tidak tinggalkan budaya Islam meski bermain di negeri seberang. Dia juga masih junjung tinggi budaya Maroko.
“Budaya saya adalah Maroko. Di rumah, kami berbicara dan makan Maroko dan saya adalah seorang Muslim yang taat. Sejujurnya, saya tidak perlu terlalu memikirkannya, ” katanya dalam sebuah wawancara dengan majalah L'Equipe.
“Saya biasa menonton pertandingan Maroko dengan ayah saya yang selalu bercerita tentang pemain legendaris di masa lalu.”
Pada tahun 2017, saat ia siap untuk masuk ke sepakbola senior, Real Madrid berada di tengah-tengah perjalanan bersejarah di Liga Champions UEFA yang akan membuat mereka memenangkan tiga gelar kontinental berturut-turut.
Di bawah asuhan Zinedine Zidane, ia tampil sembilan kali di La Liga dan mencetak dua gol, dan itu sudah cukup baginya untuk mengamankan tempat di timnas Piala Dunia 2018.
Termotivasi untuk membuktikan bahwa dia cukup baik, Hakimi menggemparkan Bundesliga, mencetak 12 gol dan memberikan 17 assist dalam 73 pertandingan dalam dua musim.
Hanya saja Real Madrid masih menolak untuk memanggil jasanya.