Suara.com - Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll, merasa aneh ada program Timnas Indonesia di luar agenda FIFA matchday. Pelatih asal Jerman itu bahkan mengaku baru pertama kali mengalaminya.
Seperti diketahui, Timnas Indonesia memang sedang menggelar pemusatan latihan (TC) sebagai persiapan menghadapi Piala AFF 2022 pada 20 Desember mendatang hingga 16 Januari 2023.
Nah, kejuaraan antar negara-negara Asia Tenggara tersebut tidak termasuk dalam kalender FIFA. Alhasil, klub punya hak untuk menolak andai pemainnya dipanggil ke tim nasional.
Thomas Doll yang berkali-kali memprotes situasi itu, kini harus merelakan tiga pemain Persija Jakarta dipanggil ke Skuad Garuda oleh Shin Tae-yong.
Baca Juga: 3 Pemain Kunci Brunei Darussalam di Piala AFF 2022
Mereka adalah Syahrian Abimanyu, Muhammad Ferarri, dan Hansamu Yama. Ketiga pemain ini adalah pilar utama Macan Kemayoran.
Menurut Doll, keputusan Timnas Indonesia menggelar TC jangka panjang untuk persiapan Piala AFF 2022 bukan sesuatu yang baik khususnya dalam sudut pandang klub.
"Saya pikir ini bukanlah hal yang benar karena semua klub ingin bermain dengan pemain terbaiknya. Suporter pun mempunyai hak untuk menonton tim yang berisikan pemain-pemain terbaiknya," kata Thomas Doll dalam keterangan resmi klub, Senin (6/12/2022).
"Jadi, kondisi ini merupakan hal yang aneh karena mereka sekarang sedang melakukan latihan bersama Timnas di saat liga sedang berjalan. Kondisi ini pun bukan hal yang bagus untuk para pemain."
"Saya pikir semua tim mengalami hal yang serupa. Ini pertama kalinya di hidup saya terjadi dan ditambah para pemain tersebut berlatih bukan di FIFA Matchday," tegas mantan pemain Lazio itu.
Baca Juga: Cetak Brace di Gim Internal Persija, Thomas Doll Yakin Masa Depan Sandi Arta Samosir Cerah
Karena hal inilah Doll harus mengatur strategi mencari alternatif dalam meramu tim asuhannya. Apalagi, Liga 1 2022/2023 sudah berjalan kembali.
Tedekat, Macan Kemayoran --julukan Persija-- akan melawan Borneo FC Samarinda, Selasa (6/12/2022) malam WIB. Tentu setiap tim sangat berharap bisa menurunkan komposisi terbaiknya.
Selain itu, ia juga mengeluh format pertandingan dengan sistem bubble di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Adapun ini memang sesuai rekomendasi kepolisian pasca Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu.
"Sekarang kami harus bisa menyusun tim terbaik dengan pemain yang ada. Selain itu, banyak hal yang tidak benar (dalam pemanggilan Timnas). Kami sudah bermain enam laga tandang dan empat laga kandang, sekarang kami bermain di tempat yang netral," ucap Thomas Doll.
"Begitu pun dengan tim lain, mungkin saja mereka sudah bermain enam laga kandang dan empat laga tandang. Banyak hal kecil yang menurut saya bisa dilakukan mereka (PSSI) dengan lebih baik kedepannya," pungkasnya.