Jerman di Ambang Kehancuran, Fans Piala Dunia Ingatkan 'Dosa' Rasis ke Ozil

Kamis, 01 Desember 2022 | 19:01 WIB
Jerman di Ambang Kehancuran, Fans Piala Dunia Ingatkan 'Dosa' Rasis ke Ozil
Suporter Bawa Foto Mesut Ozil Saat Jerman Vs Spanyol, Mereka Sebut Munafik/The Sun
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penggemar sepak bola di Piala Dunia Qatar 2022 tampaknya membalas protes tim Jerman di Piala Dunia atas larangan ban lengan "One Love" dengan memegang foto mantan pemain tim Jerman Mesut Ozil yang menjadi sasaran pelecehan rasis di Jerman.

Menyadur Al Jazeera, sekelompok penggemar di pertandingan Spanyol vs Jerman pada hari Minggu lalu tampak menutup mulut mereka, sambil memegang salinan sketsa Ozil yang digambar tangan dan foto-foto dirinya beraksi untuk Jerman.

Aksi kompak itu tampaknya sebagai tanggapan atas gerakan protes para pemain tim Jerman yang menutup mulut mereka selama foto pra-pertandingan untuk memprotes FIFA - badan pengatur sepak bola dunia - atas larangan ban lengan "One Love" di Piala Dunia.

Dengan menutupi mulut mereka, para penggemar tampaknya merujuk pada perlakuan Jerman yang dipertanyakan terhadap Ozil. Diketahui, Ozil dinilai keluar dari tim nasional Jerman setelah menjadi sasaran pelecehan rasis dan kambing hitam atas tersingkirnya Jerman di awal Piala Dunia 2018.

Baca Juga: Halau Penalti Messi, Wojciech Szczesny Rugi Jutaan Rupiah, Kok Bisa?

Ozil, keturunan imigran Turki kelahiran Jerman, menuduh federasi sepak bola Jerman, penggemar dan media melakukan rasisme dalam perlakuan mereka terhadap orang-orang keturunan Turki.

"Saya orang Jerman saat kami menang, tapi saya seorang imigran saat kami kalah," kata Ozil saat kepergiannya dari timnas Jerman.

Ozil dianggap sebagai salah satu gelandang terhebat di generasinya. Karena itu, pengunduran dirinya dari tim Jerman pada 2018 menyebabkan gelombang kejutan.

“Dengan berat hati dan setelah banyak pertimbangan karena kejadian baru-baru ini, saya tidak akan lagi bermain untuk Jerman di level internasional sementara saya memiliki perasaan rasisme dan tidak hormat,” tulisnya di Twitter saat itu.

“Dulu saya mengenakan seragam Jerman dengan kebanggaan dan kegembiraan, tapi sekarang saya tidak. Rasisme seharusnya tidak pernah diterima.”

Baca Juga: Percaya Diri Inggris akan Masuk Final, Fans Three Lions Berburu Tiket Partai Puncak

Ozil juga mengutip pernyataan dari politisi Jerman, ejekan rasis dari penggemar dan surat kebencian sebagai contoh iklim permusuhan yang dia dan keluarganya hadapi menjelang keputusannya.

Pelecehan dimulai sebelum Piala Dunia 2018 ketika rekan setim Ozil dan Jerman Ilkay Gundogan berfoto dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Gundogan juga memiliki latar belakang keluarga Turki.

Dia kemudian dicemooh oleh pendukung Jerman selama pertandingan pemanasan Piala Dunia.

Pelecehan terhadap Ozil, khususnya, meningkat setelah turnamen, dibantu oleh pernyataan pedas dari manajer tim Jerman Oliver Bierhoff dan presiden federasi saat itu, Reinhard Grindel.

Grindel kemudian mengatakan dia seharusnya memberi Ozil lebih banyak dukungan.

Setelah bermain pada pertandingan hari Minggu di Stadion Al Bayt, di mana Jerman dan Spanyol bermain imbang 1-1, Gundogan mengatakan dia hanya ingin fokus pada sepak bola mulai sekarang.

“Sejujurnya, pandangan saya adalah: sekarang politik sudah selesai,” kata Gundogan.

“Negara Qatar sangat bangga menjadi tuan rumah Piala Dunia, juga negara Muslim pertama, dan saya berasal dari keluarga Muslim. Sehingga umat Islam bangga. Jadi saya pikir sekarang ini hanya tentang sepak bola.”

Saat ini, Jerman sendiri berada di ambang kehancuran setelah gagal meraih kemenangan di dua pertandingan beruntun. Akibatnya, mereka harus berada di posisi buncit.

Kini, tidak ada harapan lain bagi Jerman selain menang melawan Kosta Rika di pertandingan terakhir babak kualifikasi Piala Dunia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI