Pemuda Iran Ditembak Mati di Kepala saat Rayakan Kekalahan Iran atas AS di Piala Dunia 2022

Kamis, 01 Desember 2022 | 14:08 WIB
Pemuda Iran Ditembak Mati di Kepala saat Rayakan Kekalahan Iran atas AS di Piala Dunia 2022
Timnas Iran vs Amerika Serikat dalam matchday ketiga Grup B Piala Dunia 2022 Qatar, Rabu (30/11/2022) dini hari WIB. [FIFA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemuda Iran dibunuh karena rayakan kekalahan Iran atas Amerika Serikat di Piala Dunia 2022. Penambaknya ada lah pasukan keamanan Iran.

Fans yang ditembak mati adalah lelaki berusia 27 tahun. Dia ikut demo "syukuran" kekalahan Iran di jalan.

Lalu dia klakson mobilnya beberapa kali sebagai bentuk ekspresi, setelah itu "doorrr" kepalanya ditembak.

Dikutip dari Guardian, pria yang ditembak mati itu bernama Mehran Samak. Dia ditembak mati setelah membunyikan klakson mobilnya di Bandar Anzali, sebuah kota di pantai Laut Kaspia, barat laut Teheran.

Baca Juga: Jika Sampai ke Final Piala Dunia 2022, Ini Prediksi Lawan yang Bakal Dihadapi Timnas Argentina

Gelandang Iran Saeid Ezatolahi ikut berkomentar atas tewasnya Samak.

“Setelah kekalahan pahit tadi malam, berita kematian Anda membakar hati saya,” kata Ezatolahi di Instagram.

Samak disebutkan sebagai rekan setim saat dia masih kecil.

Banyak orang Iran menolak untuk mendukung tim nasional, dan setelah pertandingan pada Selasa malam, rekaman di media sosial menunjukkan penonton bersorak dan menyalakan kembang api.

Christian Pulisic membawa Amerika Serikat ke babak 16 besar Piala Dunia setelah mengalahkan Iran 1-0 dalam pertandingan bernuansa politik di Grup B, Selasa dini hari.

Baca Juga: Cetak Rekor Penampilan di Piala Dunia, Lionel Messi: Maradona Sangat Bahagia kepada Saya

Pulisic mencetak gol semata wayang ini pada menit ke-38 untuk meretas pertemuan dengan juara Grup A Belanda dalam pertandingan 16 besar Sabtu pekan ini.

Tim muda AS asuhan pelatih Gregg Berhalter pantas memenangkan pertandingan ketiganya melawan seteru ideologis AS itu.

Meskipun diselimuti nuansa politik, pertandingan di Stadion Al Thumama Doha, itu dimainkan tanpa kontroversi karena AS membalas kekalahan Piala Dunia 1998 mereka atas Iran yang membuatnya menjadi tim Asia kedua yang tersingkir dari turnamen ini setelah Qatar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI