Jurnalis Israel Ditolak Publik Piala Dunia 2022 Qatar: Kami Dibenci, Terpaksa Berbohong untuk Bisa Wawancara

Senin, 28 November 2022 | 11:40 WIB
Jurnalis Israel Ditolak Publik Piala Dunia 2022 Qatar: Kami Dibenci, Terpaksa Berbohong untuk Bisa Wawancara
Nasib menyakitkan diterima jurnalis Israel saat ingin mewawancara warga Qatar tentang Piala Dunia 2022. (middleeasteye)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Publik Piala Dunia 2022 banyak menolak turis dan jurnalis asal Israel yang datang ke Qatar. Mereka tidak mengakui keberadaan negara Israel, melainkan hanya ada Palestina saja.

Dikutip dari The Jerusalem Post, banyak orang Israel mengklaim telah bertemu dengan suasana permusuhan dan kebencian di Piala Dunia di Qatar.

Para penggemar menolak berbicara dengan jurnalis Israel, bahkan mengibarkan bendera Palestina di latar belakang video mereka dan meneriaki mereka.

Salah satunya menimpa Moav Vardy, reporter urusan luar negeri KAN. Dia diteriaki oleh seorang penggemar Arab Saudi.

Baca Juga: Tak Pernah Menang di Dua Laga, Begini Hitung-hitungan Jerman Lolos ke 16 Besar Piala Dunia 2022

“Anda tidak diterima di sini. Ini Qatar. Ini adalah negara kita. Hanya ada Palestina; tidak ada Israel.”

Selain itu jurnalis Israel dicuekin saat mau wawancara fans Piala Dunia yang berasal dari negara Arab.

Salah satunya dihadapi Ohad Hemo dari N12. Dia mewawancarai sekelompok pria Lebanon yang kemudian pergi ketika Hemo memberi tahu mereka bahwa dia orang Israel.

Salah satu dari mereka kemudian berbalik dan bertanya kepada Hemo apa yang dia lakukan di sana dan kemudian mengatakan kepadanya bahwa Israel tidak ada.

Hal lain diceritakan jurnalis Irael, Raz Shechnick. Dia menulis di Twitter tentang pengalamannya di Qatar, menggambarkan suasana penolakan dan permusuhan baik dari penduduk setempat maupun fans Piala Dunia dari berbagai negara.

Baca Juga: Momen Hangat Ronaldo Teraktir Skuad Timnas Portugal di Sela Piala Dunia 2022 Doha, Lupakan Masalah Manchester United

“Kami tidak ingin menulis kata-kata ini, kami bukan ceritanya di sini. Tapi setelah 10 hari di Doha, kami tidak bisa menyembunyikan apa yang kami alami. Kami merasa dibenci, dikelilingi permusuhan, tidak disambut,” tulis dia.

Dia juga menggambarkan sebuah insiden di mana dia dan rekannya berbohong tentang negara asal mereka, dengan mengatakan bahwa mereka adalah orang Ekuador untuk mencegah mereka dilecehkan oleh penggemar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI