Ironi Sepak Bola Indonesia: Dulu Ajari Jepang, Kini Dilampaui Murid Sendiri

Arief Apriadi Suara.Com
Kamis, 24 November 2022 | 19:00 WIB
Ironi Sepak Bola Indonesia: Dulu Ajari Jepang, Kini Dilampaui Murid Sendiri
Timnas Jepang (berbaju biru) jelang menghadapi Korea Selatan dalam perebutan tempat ketiga Piala Asia 2007 yang berlangsung di stadion Jakabaring di Palembang, 28 Juli 2007. FOTO AFP/Permata SAMAD
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keberhasilan Timnas Jepang mengalahkan Jerman dalam matchday pertama Grup E Piala Dunia 2022 menjadi ironi tersendiri bagi sepak bola Indonesia.

Indonesia yang sempat menjadi "guru" bagi Jepang dalam mengelola kompetisi, kini sudah jauh tertinggal dari sang murid asal Asia Timur tersebut.

Timnas Jepang mengejutkan Piala Dunia 2022 setelah melakoni comeback dramatis atas Jerman. Sempat tertinggal di babak pertama, tim Samurai Biru berbalik menang 2-1.

Pemain Jepang Takuma Asano menjebol gawang Jerman yang dikawal Manuel Neuer dalam pertandingan Grup E Piala Dunia 2022 di Khalifa International Stadium, Rabu (23/11/2022). [AFP]
Pemain Jepang Takuma Asano menjebol gawang Jerman yang dikawal Manuel Neuer dalam pertandingan Grup E Piala Dunia 2022 di Khalifa International Stadium, Rabu (23/11/2022). [AFP]

Dalam pertandingan di Stadion Internasional Khalifa, Qatar itu, Jepang tertinggal lebih dulu melalui gol penalti Ilkay Gundogan (33').

Tim asuhan Hajime Moriyasu itu kemudian bangkit dengan mencetak dua gol di babak kedua lewat Ritsu Doan (75') dan Takuma Asano (83').

Sebelum membuat gebrakan di Piala Dunia 2022, Jepang 43 tahun silam bukanlah negara kuat di kancah sepak bola Asia. Bahkan, mereka belajar mengelola kompetisi dari Indonesia.

Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan bersama suporter Arema FC saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Mabes Polri, Jakarta Selatan, Sabtu (19/11/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan bersama suporter Arema FC saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Mabes Polri, Jakarta Selatan, Sabtu (19/11/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

Jepang saat itu berguru pada Indonesia yang berhasil menggelar kompetisi bertajuk Galatama pada 1979. Negeri Sakura coba memanfaatkan perkembangan sepak bola Tanah Air.

Pada tahun 1979, delegasi Jepang berkunjung ke Indonesia untuk mempelajari kompetisi semi-profesional Liga Sepak Bola (Galatama).

Namun mereka baru menggulirkan kompetisi sepak bola profesional pada 1993 alias satu tahun lebih cepat dari Indonesia yang menggulirkan Liga Indonesia (Ligina) pada 1994-95.

Baca Juga: Ron Vlaar Pede Belanda Angkat Trofi Piala Dunia 2022, Tapi...

Saat itu Liga Indonesia atau Ligina merupakan gabungan dari Galatama dan Perserikatan. Jepang disebut memanfaatkan dinamisnya perkembangan sepak bola.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI