Makna Aksi Tutup Mulut Timnas Jerman Sebelum Kalah Dibungkam Jepang di Piala Dunia 2022

Kamis, 24 November 2022 | 12:04 WIB
Makna Aksi Tutup Mulut Timnas Jerman Sebelum Kalah Dibungkam Jepang di Piala Dunia 2022
Pemain Timnas Jerman kompak menutup mulutnya selama melakukan sesi foto sebelum kick-off menghadapi Jepang dalam matchday pertama Grup E Piala Dunia 2022 Qatar, Rabu (23/11/2022) malam WIB. [Twitter/@DFB_Team_EN]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aksi tutup mulut dilakukan para pemain tim nasional Jerman sebelum berlaga melawan Jepang di Piala Dunia 2022.

Aksi tutup mulut itu dilakukan jelang kick-off di Stadion Internasional Khalifa, Doha pada Rabu malam (23/11/2022) waktu setempat.

Mengutip NPR, aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes atas sikap FIFA yang melarang mereka memakai ban kapten pelangi One Love sebagai simbol menolak diskriminasi pada perhelatan Piala Dunia Qatar.

Adapun diskriminasi yang dimaksud adalah pembatasan bagi kalangan LGBTQ selama Piala Dunia berlangsung.

Baca Juga: Prediksi Portugal vs Ghana di Piala Dunia 2022, Simak Susunan Pemain dan Preview Pertandingan

Pembatasan tersebut diberlakukan otoritas Qatar karena menilai LGBTQ tidak sejalan dengan budaya masyarakat Qatar yang mengedepankan tradisi keIslaman.

Melalui akun instagramnya @dfb_team, timnas Jerman tersebut menyatakan kalau mereka hanya ingin menunjukkan sikap yang pro keragaman dan saling menghormati.

Dengan ban kapten kami, kami ingin memberi contoh nilai-nilai yang kami jalani di tim nasional: keragaman dan saling menghormati,” demikian tulis timnas Jerman dalam unggahannya.

Mereka juga menyatakan pesan keragaman yang ingin mereka sampaikan tidak ada kaitannya dengan pandangan politik tertentu.

Mereka hanya ingin menyuarakan apa yang mereka anggap sebagai sesuatu yang penting, karena terkait dengan hak asasi manusia.

Baca Juga: Takumi Minamino Ingin Korea Selatan Ikuti Jejak Jepang dan Arab Saudi

Ini bukan tentang pesan politik: hak asasi manusia tidak bisa dinegosiasikan. Itulah mengapa pesan ini sangat penting bagi kami. Melarang kami dari perban itu seperti melarang mulut kami,” lanjut mereka.

Sebelumnya, FIFA telah mengeluarkan peringatan mengenai larangan penggunaan ban kapten berwarna pelangi tersebut. FIFA bahkan menyatakan akan memberikan kartu kuning bagi siapa yang melanggar peringatan tersebut.

Timnas Jerman pun melalukan protes. Pelatih Jerman Hansi Flick dan presiden federasi sepak bola Jerman Bernd Neuendorf merupakan orang terdepan yang  mengkritik kebijakan FIFA itu.

Protes juga dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser. Ia yang hadir langsung saat pertandingan Jerman Vs Jepang terlihat mengenakan ban lengan berwarna pelangi dengan tulisan “One Love”.

Aksinya itu bahkan dilakukan Faeser ketika ia terlihat duduk di samping Presiden FIFA Gianni Infantino pada pertandingan tersebut.

Faeser juga pernah mengkritik Qatar ketika otoritas negara tersebut memaksa salah satu pendukung timnas Jerman untuk melepas ban tangan dan kepala yang berwarna pelangi pada pertandingan lainnya.

"Ini tidak sejalan dengan pemahaman saya tentang jaminan keamanan yang diberikan menteri dalam negeri (Qatar) kepada saya," kata Faeser.

"Keamanan harus berlaku untuk semua orang. Saya sangat kecewa dengan hal ini,” sambungnya.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI