Suara.com - Petinggi PSIS Semarang Yoyok Sukawi mengungkap sosok yang cocok menduduki jabatan ketua umum PSSI. Anggota Komisi X DPR RI itu mengibaratkannya seperti sosok Thanos di film Avengers.
Di luar karakternya yang jahat, Thanos memiliki kemampuan luar biasa. Hanya dengan menjentikan jari, apapun keinginan bisa terkabul.
"Yang kita cari ini ketua umum (PSSI) yang Avengers, ibaratnya kalau Thanos itu punya cincin banyak dia tinggal cek (jentikan jari), Indonesia juara, cek (jentikan jari lagi) Liga 1 jalan, klub-klub dapat subsidi banyak. Itu yang kita cari," kata Yoyok Sukawi saat bincang dengan awak media di Fx Senayan, Jakarta, Rabu (23/11/2022).
"Pemimpin PSSI kedepan itu dituntut harus super atau avenger ya kalau tidak avengers tidak akan berhasil pimpin PSSI," sambung lelaki yang juga anggota Exco PSSI itu.
Baca Juga: Siapa yang Pantas Disalahkan Atas Kekalahan Argentina Melawan Arab Saudi?
Dikatakan Yoyok Sukawi menjadi ketua umum PSSI punya banyak tantangan. Salah satunya adalah tuntutan dari pecinta sepak bola Tanah Air terkait prestasi Timnas Indonesia.
"Tuntutan dari pecinta sepak bola di Tanah Air ini cukup tinggi. Pertama kita dituntut untuk berprestasi di timnas, untuk berprestasi rentetannya sangat panjang sekali mulai dari pola latihannya, melatihnya, termasuk pola pembinaannya mulai dari Asprov, Askot itu juga harus benar," terang Yoyok.
"Kedua sepak bola ini dituntut menjadi industri sekarang sudah mau menuju kesana tapi kita butuh percepatan. Setelah mau masuk industri, kesulitan lainnya mengelola suporter Indonesia yang jumlahnya jutaan yang ini tidak mudah," tambahnya.
Yoyok menjelaskan menjadi ketua umum PSSI tidaklah mudah karena banyak cobaan. Oleh karena itu sosok yang kuat tidak mudah 'digoyang' harus menjadi orang nomor satu di federasi.
"Selama ini kalau diperhatikan, selama beberapa periode PSSI tidak pernah menyelesaikan tugasnya karena di akhir musim 'digoyang'. Nah ketua umum besok tidak boleh digoyang lagi harus tuntas. Supaya visi misinya selesai."
"Ini butuh backup kekuatan politik yang sangat kuat. Kedua harus punya link. Artinya link ini bisa berupa dana, teman di FIFA, AFC, AFF dan yang terakhir harus punya pengalaman dan yang paling penting pengalamannya bukan haya sepak bola, tapi pengalaman sepak bola Indonesia."
Baca Juga: Bawa Arab Saudi Torehkan Sejarah di Piala Dunia 2022, Gaji Herve Renard Ternyata Cuma Segini
"Karena beda sepak bola Indonesia dengan yang ada di luar. Ini penting. Kalau tidak punya pengalaman itu nanti tidak bisa Avengers cuma
jadi ketum saja," pungkasnya.