Curhat Warga Lokal ke Turis Piala Dunia 2022: Qatar Negara Islam, Alkohol adalah Haram, Hormati Budaya Kami

Rabu, 23 November 2022 | 17:04 WIB
Curhat Warga Lokal ke Turis Piala Dunia 2022: Qatar Negara Islam, Alkohol adalah Haram, Hormati Budaya Kami
ilustrasi minuman beralkohol (pixabay/bzwei)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Warga Qatar curhat ingin dimengerti para turis Piala Dunia 2022 yang banyak memprotes larangan alkohol di negara teluk itu. Larangan alkohol bukan karena politik, tapi budaya mereka sebagai negara Islam.

Salah satu warga Qatar, Abdulla Murad Ali mengatakan dia menaruh harapan Piala Dunia 2022 Qatar bisa dinikmati oleh seluruh orang di dunia.

Sehingga seorang bankir asal Qatar ini minta orang-orang yang datang ke Doha harus menghormati budaya lokal Qatar.

“Qatar adalah negara Islam, dan alkohol adalah 'haram' [dilarang] dalam agama kami. Yang kami minta hanyalah agar dunia menunjukkan 'ehtaram' (rasa hormat) terhadap budaya kami,” katanya kepada Al Jazeera.

Baca Juga: Susunan Pemain Maroko vs Kroasia di Grup F Piala Dunia 2022 dan Link Live Streaming

Ali mengacu pada kehebohan di antara beberapa penggemar tentang keputusan FIFA Jumat lalu untuk melarang alkohol di tempat turnamen. Padahal minuman keras masih akan tersedia di hotel, bar, dan Zona Penggemar FIFA resmi.

Terlebih pengumuman alkohol terlarang di Qatar sudah diumumkan jauh hari, saat pengumuman Qatar akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

“Jika FIFA melarang alkohol ketika Qatar diumumkan sebagai tuan rumah, itu akan berbeda,” kata Federico Farraz, seorang penggemar sepak bola dari Portugal.

Warga lain, Sonia Nemmas adalah seorang ibu Yordania dari tiga anak perempuan yang dibesarkan dalam rumah tangga yang gila sepak bola.

Keluarga tersebut memiliki tiket untuk pertandingan larut malam dan khawatir berada di stadion di mana penggemar yang mabuk berpotensi hadir.

Baca Juga: Panduan Laga Maroko vs Kroasia: Skenario Pertandingan dan Deretan Fakta Menarik

“Ketika kami pergi ke negara lain, kami tidak bertanya mengapa kami diminta untuk mengikuti aturan mereka atau menghormati budaya mereka,” katanya sambil mengangkat bahu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI