Suara.com - Piala Dunia 2022 Qatar memang beda dan penuh dengan kontroversi. Sejenak istirahat sejenak menikmati Taman Fans Sepak Bola Piala Dunia di kawasan Al Bidda di Doha. Taman ini disebut juga Taman Al Bidda.
Taman dalam arti sebenarnya, di sini tidak ada pohon. Jurnalis BBC Nesta McGregor jalan-jalan di taman itu saat siang untuk melihat langsung suasananya.
Kesan utama yang dirasakan di taman ini adalah "panas". Siang saat itu panasnya sekira 32 derajat celcius. Cukup terasa lelah untuk berjalan sebentar.
Taman Penggemar Al Bidda di Doha adalah salah satu situs utama di kota tempat para pendukung dapat menikmati pengalaman Piala Dunia 2022 Qatar.
Baca Juga: Sesumbar Bek Timnas Malaysia: Mana Tahu 4 Tahun Lagi Kita Main di Piala Dunia
Untuk masuk ke taman itu, kita harus mempunyai ID khusus dari FIFA sebagai penonton Piala Dunia.
Tiga hal langsung menonjol di taman itu. Yang pertama adalah ukuran areanya luas. Kedua, panas. Terakhir, jarang sekali tempat teduh di sani.
Di sani menyediakan makanan dan minuman dengan harga mahal. Segelas bir saja harganya ratusan ribu. Lalu ada juga burger hingga makanan ringan.
Beberapa set tempat pemainan di sana ada zip-line, set catur raksasa, sepak bola meja, lapangan sepak bola tiga sisi, golf mini, dan sekitar selusin permainan interaktif di mana penggemar dapat menguji tembakan, umpan, atau refleks mereka sebagai penjaga gawang.
Cahill bekerja di Doha sebagai chief sports officer untuk akademi yang mengembangkan atlet Qatar.
Mantan penyerang Millwall dan Everton ini memberi tahu kita bahwa Piala Dunia pertama di Timur Tengah dapat menginspirasi generasi yang akan datang.
"Saya pikir luar biasa memiliki Piala Dunia di wilayah ini," katanya.
"Ini membawa elemen profil untuk menunjukkan budaya dan apa yang ditawarkan negara. Pada saat yang sama saya telah bermain di sini di Piala Asia. Saya telah bermain di sini berkali-kali."