Suara.com - Manajemen Persija Jakarta secara resmi menyatakan bahwa Ferry Paulus telah mengundurkan diri sebagai Direktur Olahraga PT Persija Jaya Jakarta perusahaan yang menuangi klub tersebut.
Kabar itu disampaikan Persija Jakarta setelah Ferry Paulus punya jabatan baru sebagai direktur utama (dirut) PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya konflik kepentingan. Seperti diketahui Persija berkompetisi di Liga 1 yang dikelola oleh PT LIB.
Ferry Paulus dipilih oleh seluruh pemegang saham LIB yaitu 17 dari 18 klub Liga 1 plus lalu PSSI. Ia dipilih saat digelarnya rapat umum pemegang saham (RUPS) Luar Biasa di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (15/11/2022) malam.
Baca Juga: Breaking News! Ferry Paulus Jadi Dirut PT LIB
Meski satu absen yakni Persis Solo, atas kesepakatan bersama maka terpilihlah sosok yang akrab disapa FP itu. Sebelumnya, Ferry menjabat sebagai komisaris di LIB.
Presiden Persija Mohamad Prapanca, mengatakan bahwa terpilihnya Ferry Paulus sebagai Dirut LIB sudah berdasarkan keputusan dari RUPS Luar Biasa PT LIB. Prapanca menjelaskan itu bagian dari rencana transformasi sepak bola ke depan.
“Terpilihnya Pak Ferry sebagai Direktur Utama PT LIB adalah keputusan dari para pemegang saham PT LIB," kata Prapanca dalam keterangan resminya, Rabu (16/11/2022).
"Keputusan tersebut merupakan langkah transformasi untuk memajukan industri sepak bola Indonesia," sambungnya.
Ferry Paulus dipilih untuk menggantikan Akhmad Hadian Lukita yang kini ditahan sebagai tersangka kasus Tragedi Kanjuruhan, Malang.cSelain jabatan baru FP, ada beberapa posisi mengalami perubahan.
Baca Juga: Konfirmasi Hadir, Tapi Kaesang Pangarep Absen Wakili Persis Solo di RUPS LIB
Seperti Munafri Arifuddin yang kini di posisi direktur. Ia juga disebut sudah tak lagi menjabat sebagai CEO PSM Makassar.
Lalu, komisaris utama masih dipegang Juni Rahman. Sementara anggotanya adalah Yabes Tanuri (Bali United), Ponaro Astaman (Borneo FC Samarinda), Ardian (Dewa United FC), dan Roofi Ardian (RANS Nusantara FC.
Untuk posisi jajaran komisaris masih dibolehkan punya jabatan di klub. Hanya dewan direksi saja yang dilarang.
Sementara untuk posisi direktur operasional yang berhak memilih adalah direktur baru. Namun, PSSI selaku pemegang saham golden share menyarankan tetap dipegang Sudjarno.