Guru di Qatar Diperkosa dan Dibunuh, Mayatnya Dibuang ke Gurun Pasir, Keluarga Tulis Surat ke Timnas Inggris

Selasa, 15 November 2022 | 10:49 WIB
Guru di Qatar Diperkosa dan Dibunuh, Mayatnya Dibuang ke Gurun Pasir, Keluarga Tulis Surat ke Timnas Inggris
Pelatih Timnas Inggris, Gareth Southgate diwawancarai jurnalis usai laga kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Eropa kontra Polandia di Stadion PGE Narodowy, Warsawa, Kamis (9/9/2021). [ANEK SKARZYNSKI / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lauren, seorang guru diperkosa dan dibunuh di Qatar. Mayatnya dibuang di gurun pasir. Pihak keluarga menulis surat kepada Timnas Inggris agar mereka mengangkat kasus tersebut selama bertanding di Piala Dunia 2022 Qatar.

Surat itu ditulis sang ibu, Alison Patterson yang ditujukan kepada pelatih Timnas Gareth Southgate.

Keluarga Lauren ingin bintang Timnas Inggris, termasuk Harry Kane dan Marcus Rashford menyebutkan nama Lauren saat mencetak gol di Piala Dunia 2022.

Kejadian pembunuhan itu bermula saat Lauren sedang mengajar di sebuah sekolah dasar di ibu kota Doha.

Baca Juga: Mengenal Jules Rimet, Eks Presiden FIFA yang Namanya Diabadikan Jadi Trofi Piala Dunia

Pelatih Timnas Inggris, Gareth Southgate. [PAUL ELLIS / AFP]
Pelatih Timnas Inggris, Gareth Southgate. [PAUL ELLIS / AFP]

Setelah pulang mengajar, Laurenhilang pada Oktober 2013.

Tubuhnya ditemukan di gurun setelah dia diperkosa dan dibunuh oleh Badr Hashim Khamis Abdallah al-Jabr.

Badr Hashim Khamis Abdallah al-Jabr akan menghadapi hukuman mati karena kasus pembunuhan itu.

“Saya ingin semua pemain Inggris memikirkan Lauren ketika mereka berlari ke lapangan. Jika salah satu dari mereka membuat bentuk-L setelah mencetak gol atau memenangkan pertandingan, itu akan menghormati Lauren dan sangat berarti," kata Alison dikutip dari Daily Mail.

Para pemain Timnas Inggris. [Paul ELLIS / AFP]
Para pemain Timnas Inggris. [Paul ELLIS / AFP]

Alison mengkritik pengadilan Qatar yang seolah-olah tidak serius menangani kasus pembunuhan Lauren.

Baca Juga: 6 Maskot Nyentrik yang Hiasi Gelaran Piala Dunia dari Tahun 2002 hingga 2022

Bahkan tidak ada permintaan maaf dari pihak pembunuh.

"Piala Dunia adalah kesempatan bagi Qatar untuk menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa masyarakatnya dapat dipercaya," kata Alison.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI