Suara.com - Stephen Pagliuca, mantan direktur Burger King menjadi pembeli potensial untuk Liverpool. Stephen Pagliuca kini sudah punya Atalanta dan sempat gagal beli Chelsea 7 bulan lalu.
Stephen Pagliuca yang kini berusia 67 tahun itu mempunyai kekayaan 3 miliar poundsterling. Uang ini cukup untuk membeli Liverpool.
Sebab dia sudah punya saham 55 persen di klub Serie A Atalanta.
Dikutip dari Daily Star, Pagliuca bisa menjadi pesaing untuk membeli Liverpool karena keakrabannya dengan beberapa pemain di FSG.
Baca Juga: 3 Calon Pembeli Liverpool, Ada Pemilik AC Milan dan Dua Pengusaha dari Arab
Selama hampir tujuh tahun memasuki 2009, Pagliuca duduk di dewan direksi di Burger King.
Saat menjadi Managing General Partner dan anggota komite eksekutif Celtics, ia mengakuisisi 55 persen saham Atalanta.
Awal tahun ini, ketika Chelsea disiapkan untuk dijual oleh Roman Abramovich, Pagliuca mengumumkan tawaran untuk klub yang dia gambarkan sebagai substansial dan kredibel.
Sayangnya Stephen Pagliuca gagal beli Chelsea. Kekayaan bersih Pagliuca setidaknya 3,37 miliar poundsterling, dengan penilaian Liverpool diperkirakan 3,5 miliar poundsterling.
Liverpool dijual oleh pemilik Liverpool, Fenway Sports Group (FSG). Hal itu berdasarkan sumber ESPN. Harga Liverpool yang ditawarkan belum jelas.
Baca Juga: Kemenangan Harus Diraih Liverpool, sebab Bukan Soal Poin tapi Harga Diri
Namun 12 tahun lalu, FSG membeli Liverpool dengan harga 300 juta poundsterling atau sekira Rp 5 triliun.
FSG telah meminta bank investasi Goldman Sachs dan Morgan Stanley untuk membantu dalam proses menemukan pembeli potensial.
Sumber yang mengetahui situasi tersebut mengatakan kepada ESPN bahwa memorandum informasi yang merinci kemungkinan penjualan telah dikirim ke calon investor bulan lalu.
FSG mengundang tawaran dan siap untuk melepas kepemilikan penuhnya di klub, pemilik Liverpool juga siap mempertimbangkan tawaran investasi dari luar.
Menurut sumber, penilaian Liverpool bisa melebihi 4 miliar poundsterling atau kira Rp 72 triliun.
Harga ini dinilai pantas karena sejarah klub memenangkan trofi, basis penggemar global dan nilai komersial.