Suara.com - Pandit sepak bola Indonesia, Tommy Welly mengkhawatirkan dinamika yang tengah dihadapi PSSI bisa memengaruhi persiapan Timnas Indonesia menghadapi tiga turnamen besar tahun depan, yakni Piala Asia U-20 dan Piala Dunia U-20 untuk Timnas Indonesia U-19, serta Piala Asia 2023 untuk Timnas Senior Indonesia.
Menurut pria yang akrab disapa Bung Towel itu, PSSI yang dalam kondisi stabil dan normal saja tentu tidak mudah mempersiapkan event besar tersebut, apalagi saat tengah terbelit Tragedi Kanjuruhan.
"Apalagi, jika dalam situasi seperti sekarang. Ada tekanan-tekanan terhadap PSSI, terutama buntut dari Tragedi Kanjuruhan," kata Towel seperti dimuat Antara.

Dia menilai rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan terkesan menyandera sepak bola karena tidak bisa menggelar kompetisi kalau PSSI belum menggelar Kongres Luar Biasa (KLB).
"Belum lagi rekomendasi dari Komnas HAM, yang juga merekomendasikan pembekuan. Itu hal-hal yang sangat mengganggu, isu-isu konflik yang sangat mengganggu," kata Towel yang dinilainya malah melahirkan sejumlah hal yang harus disorot.
"Pertama, secara aturan, unsur sepak bola tidak mungkin diabaikan, karena desakan itu akan bisa dianggap menyerempet intervensi."
"Kedua, buat PSSI pasti sangat mengganggu konsentrasi persiapan Timnas yang dalam kondisi normal untuk fokus persiapan tidak mudah, apalagi dalam kondisi sekarang. Jadi apakah isu-isu KLB bisa memengaruhi pada persiapan tersebut? Ya sangat bisa."
Ketika FIFA datang ke Indonesia pasca-Tragedi Kanjuruhan, induk organisasi sepak bola dunia itu juga memberikan rekomendasi, namun kala itu FIFA memberikan rekomendasi hal-hal teknis.
Hal-hal yang dimaksud adalah transformasi bersifat teknis dan FIFA memberikan poin-poin penguatan, meliputi prosedur pengamanan, penjadwalan, dan benchmark.
Baca Juga: Pengelola Sebut SUGBK Bisa Gelar Laga Liga 1 Sebelum Piala Dunia U-20
"Itu yang kemudian sekarang harusnya 'leading sector'-nya adalah tim transformasi," kata Tommy.