Suara.com - Komisaris Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Juni Rachman mengatakan bahwa sejauh ini cuma ada delapan stadion di Indonesia yang layak untuk menggelar pertandingan sepak bola profesional.
Hal itu diketahui melalui pemeriksaan yang dilakukan Tim Task Force (Satuan Tugas) Transformasi sepakbola Indonesia. Meski demikian, belum semua stadion di Indonesia selesai diaudit.
Dari delapan stadion yang diklaim layak menggelar pertandingan, enam diantaranya merupakan venue venue Piala Dunia U-20 2023 yaitu Gelora Bung Karno (Jakarta), Jakabaring (Palembang), Si Jalak Harupat (Bandung), Manahan (Solo), Gelora Bung Tomo (Surabaya), dan Kapten I Wayan Dipta (Bali).
Sementara untuk dua lainnya jatuh kepada Stadion Batakan (Balikpapan) dan Jatidiri (Semarang).
Baca Juga: LIB Bocorkan Opsi Lanjutan Liga 1 2022/2023: Akhir November Hingga Awal Januari
Menariknya, venue-venue populer seperti Pakansari (Bogor), Patriot Candrabhaga (Bekasi), Wibawa Mukti (Cikarang), hingga Jakarta International Stadium (JIS) tak masuk dalam hitungan.
Padahal, Pakansari, Wibawa Mukti, Patriot sempat dipakai di beberapa event internasional seperti Piala AFF hingga Asian Games. Sementara JIS diklaim merupakan stadion modern berstandar FIFA.
"Yang layak sekarang 8 stadion. Ada 8 stadion yang layak di Indonesia," kata Juni Rahman di Hotel Sultan, Jumat (4/11/2022) malam.
"Enam stadion untuk Piala Dunia (U-20 2023) oke. Dua lainnya adalah Stadion Batakan dan Stadion Jati Diri. Jadi 8 venue yang layak di Indonesia," sambungnya.
Apa yang dikatakan Juni merespons pertanyaan awak media mengenai stadion-stadion di Indonesia tak layak dipakai. Juni menyebut tim Task Force alias gugus tugas Transformasi sepak bola Indonesia sedang bekerja termasuk melakukan audit stadion.
"Masalah audit lagi dilaksanakan oleh gugus tugas," pungkasnya.
Tentu ini sangat menarik buat ditunggu mengingat kompetisi rencananya akan kembali digelar dalam waktu dekat ini. Terlebih, venue Piala Dunia U-20 2023 tak boleh dipakai sampai selesai ajang tersebut.
Liga 1 2022/2023 saat ini sedang dihentikan pasca Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu. Sepak bola Indonesia sedang dievaluasi secara menyeluruh agar kejadian serupa tidak kembali terulang.