Puji Kualitas Kompetisi Sepak Bola Indonesia ke Media Ceko, Pelatih Kiper Persija: Masalahnya Satu...

Jum'at, 04 November 2022 | 15:46 WIB
Puji Kualitas Kompetisi Sepak Bola Indonesia ke Media Ceko, Pelatih Kiper Persija: Masalahnya Satu...
Pelatih Kiper Persija Jakarta, Jan Klima (dok. Persija).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelatih Kiper Persija Jakarta Jan Klima menyebut kualitas kompetisi di Indonesia tidak kalah dari liga-liga lainnya. Menurutnya, banyak klub di Indonesia punya sosok berkualitas di dalam tim.

Ia membanggakan Liga Indonesia kepada Media Ceko Denik. Dalam wawancara Jan Klima menjabarkan bagaimana atmosfer sepak bola Indonesia.

"Masalahnya (di Indonesia) hanya satu, cuaca. Tapi ada tim berkualitas dan pemain asing berkualitas," kata Jan Klima dilansir dari media asal Ceko, Denik, Jumat (4/11/2022).

Persija Jakarta kembali menggelar latihan bersama meski belum ada kejelasan mengenai kapan kembali bergulirnya BRI Liga 1 2022/2023. [Dok. Persija Jakarta]
Persija Jakarta kembali menggelar latihan bersama meski belum ada kejelasan mengenai kapan kembali bergulirnya BRI Liga 1 2022/2023. [Dok. Persija Jakarta]

"Hanya tiga (pemain asing) orang non-Asia dan satu orang Asia yang diperbolehkan di setiap klub. Sebagian pemain Brasil dan Argentina, tetapi banyak pemain dinaturalisasi, sehingga beberapa tim memiliki lebih banyak pemain asing," ucapnya.

Baca Juga: Belum Puas dengan Performanya, Kapten Timnas Indonesia U-19 Masih Terus Perbaiki Diri

Jan Klima menjabarkan sepak bola sangat populer di Indonesia. Banyak orang berbondong-bondong mendukung tim kesayangannya ketika sedang bertanding.

Selain itu, ia juga menggambarkan bahwa Indonesia punya prestasi dalam olahraga bulutangkis. Oleh sebab itu, Indonesia cukup nyaman bagi penikmat olahraga.

"Ini (sepak bola) adalah olahraga nomor satu. Olahraga besar lainnya adalah bulu tangkis, di mana mereka memiliki beberapa juara dunia dan juara Olimpiade," terang Jan Klima.

"Tapi sepak bola lebih massal dan lebih luas. Karena tahun lalu dimainkan tanpa penonton karena Covid dan turnamen hanya dimainkan di Bali, kunjungannya (penonton) benar-benar tidak nyata," pungkasnya.

Baca Juga: 4 Masalah Timnas Indonesia Jelang Piala AFF 2022: Liga Mandek hingga Tak Boleh Berkandang di SUGBK

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI