"Ada beberapa bukti terbatas dari hukum yang ditegakkan dalam beberapa tahun terakhir, namun laporan jarang terjadi," kata Human Dignity Trust.
Kembali ke Nas Mohamed. Awal keberaniannya untuk terbuka dimulai sejak 11 tahun lalu. Di usia 24 tahun, Nas Mohamed pergi ke Amerika Serikat untuk sekolah S2 dan mendapatkan gelar kedokteran pasca sarjana.
Dia meninggalkan Qatar dengan mengetahui bahwa dia tidak akan kembali ke tanah airnya.
Nas Mohamed pun mengajukan suaka politik di AS. Alasannya Nas Mohamed khawatir akan menghadapi penganiayaan di Qatar.
Pada 2017, pemerintah AS menerima klaimnya dan memberikan suaka. Nas Mohamed pun resmi menjadi warga negara Amerika Serikat.
Nas Mohamed mengklaim ada kaum LGBT di Qatar, dan dia kenal dengan mereka.
Nas Mohamed memperingatkan orang-orang LGBTIQ+ yang mengunjungi Doha untuk Piala Dunia agar berhati-hati.
"Saya tidak berpikir menampilkan bendera pelangi atau demonstrasi di depan umum tidak akan produktif," katanya.
Sebelumnya, pejabat FIFA dan Qatar telah meyakinkan pengunjung ke negara itu bahwa mereka akan bebas dari diskriminasi.
Baca Juga: Aturan Baru Penonton Piala Dunia 2022 Masuk Lewat Arab Saudi Harus Pegang Kartu Hayya
Hanya saja para tamu diharapkan untuk mematuhi norma-norma budaya Qatar.