Penonton Piala Dunia 2022 Diminta Jauhi Unta agar Tak Terkena Penyakit, Lebih Mematikan dari COVID-19

Selasa, 01 November 2022 | 11:33 WIB
Penonton Piala Dunia 2022 Diminta Jauhi Unta agar Tak Terkena Penyakit, Lebih Mematikan dari COVID-19
Ilustrasi Unta. [HIMANSHU SHARMA / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penonton Piala Dunia 2022 diminta hindari unta agar tak terkena penyakit berbahaya. Penyakit ini bernama flu unta. Bahkan penyakit itu disebut lebih mematikan dari COVID-19.

Penyakit ini diklaim karena serangga. Imbauan ini dilakukan agar dunia tidak lagi terkena wabah seperti COVID-19.

Dikutip dari Daily Star, Covid menyebabkan kekacauan di seluruh dunia ketika muncul pada tahun 2020. COVID-19 menyebabkan jutaan manusia meninggal dunia.

Sehingga penonton Piala Dunia di Qatar diminta lebih waspada.

Baca Juga: Ukraina Ngotot Minta FIFA Tendang Iran di Piala Dunia 2022, Inggris, Wales dan AS Bakal Menang WO Tanpa Lawan

Imbauan itu tertuang dalam publikasi yang mengklaim unta terinfeksi penyakit mematikan.

Penyakit ditularkan ke manusia. Penyakit itu disebut ditularkan lewat kelelawar.

Hingga kini belum ada vaksin untuk penyakit itu.

Faktor risiko tinggi telah memicu peringatan keras dari seorang profesor universitas, yang mendesak penggemar untuk menjaga jarak dari unta.

Ilmuwan yang mengimbau adalah Prof Paul Hunter, dari University of East Anglia.

Baca Juga: Sedih! Qatar Jadi Piala Dunia Terakhir 7 Pemain Bintang Ini, Ada Cristiano Ronaldo dan Messi?

“Penggemar harus menghindari unta di Qatar. Itu saran akal sehat untuk mengurangi risiko tertular virus. Ini adalah serangga jahat, jauh lebih mematikan daripada Covid-19 dengan tingkat kematian yang sangat tinggi, dan saat ini tidak ada vaksin yang efektif," kata Paul Hunter.

Hanya saja pemerintah Qatar tampaknya tidak menganggap serius ancaman tersebut.

Bahkan unta terlihat berkeliaran bebas di dekat pangkalan Souq Al Wakra Hotel pasukan Inggris di Doha.

Bahkan naik unta diperbolehkan.

Pejabat Qatar menolak berkomentar tentang masalah ini, begitu pula FA.

Padahal sudah ada dua kematian yang tercatat karena penyakit ini tahun ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI