Polemik PSSI, KLB Dipandang Tak Selesaikan Masalah

Rully Fauzi Suara.Com
Kamis, 27 Oktober 2022 | 23:40 WIB
Polemik PSSI, KLB Dipandang Tak Selesaikan Masalah
Logo PSSI. (Adie Prasetyo Nugraha/Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Desakan agar pengurus PSSI segera menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) sebagai imbas dari Tragedi Kanjuruhan yang menelan 135 korban jiwa ramai diperbincangkan.

Tuntutan untuk segera diadakan KLB diinisiasi oleh dua klub anggota PSSI, yakni Persis Solo dan Persebaya Surabaya.

Dua tim Liga 1 ini sepakat bahwa PSSI dianggap gagal dalam menjalankan perannya sebagai federasi sepak bola nasional dalam Tragedi Kanjuruhan.

Sejarah mencatat bahwa PSSI telah menggelar KLB belasan kali, namun perubahan yang diinginkan nyatanya tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Baca Juga: Liga 1 Terhenti, PSS Agendakan Uji Coba Setiap Pekan demi Jaga Kondisi Pemain

Bahkan, kerap kali KLB hanya untuk menjadi panggung perebutan demi kepentingan politik dan menaikkan popularitas.

Sebagai contoh, masih kita ingat bahwa KLB pada 9 Juli 2011 silam, saat terpilihnya Djohar Arifin Husin sebagai Ketua Umum PSSI menggantikan Nurdin Halid, hingga munculnya dua kompetisi kasta teratas sepak bola Indonesia.

Pesimisme senada dilontarkan oleh Saiful Arifin, salah seorang suporter Arema FC yang mengatakan penyelenggaraan KLB saat ini belum tepat karena berdasarkan pengalaman sebelumnya, KLB kerap menjadi tempat bagi kepentingan politik antara dua kubu yang berseberangan.

"Kalau menurut saya tidak perlu ada KLB. Toh KLB pasti ditunggangi oleh mereka yang tidak sejalan dan tidak sepaham dengan pengurus PSSI Sekarang,” ucap Saiful, Kamis (27/10/2022).

“Dan ini adalah alat untuk menjatuhkan atau melengserkan Ketum PSSI sekarang. KLB tidak menyelesaikan masalah, setop KLB!” serunya.

Baca Juga: Bali United Prediksi Sidik Saimima dan Irfan Jaya Gabung Latihan Pertengahan Desember

Hal senada juga diungkapkan oleh penggemar sepak bola asal Bandung, Gilang Rifaldi. Ia menyatakan bahwa PSSI di bawah kepemimpinan Mochamad Iriawan telah menorehkan prestasi yang harus menjadi salah satu poin yang harus diperhatikan sebelum terjadinya KLB.

“Selain tuntuntan TGIPF secara moral, urgensi KLB ini seperti apa? Berbanding objektif yang ada, bagaimana value semua indikator? Prestasi timnas (Indonesia) senior, junior, putri? Liga Indonesia 1, 2, 3? Apakah negatif?” ujar Gilang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI