Suara.com - Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Emir Qatar akhirnya buka suara soal tuduhan negaranya melakukan serangkaian pelanggaran hak asasi manusia dan diskriminasi kepada kelompok LGBT di Piala Dunia 2022. Dia menyatakan ini aneh, karena tuduhan itu tidak disematkan ke negara tuan rumah Piala Dunia sebelumnya.
Kritikan itu keluar saat negara Arab yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
"Kampanye yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, dikutip dari ESPN.
Sejak memenangkan hak menjadi tuan rumah Piala Dunia lebih dari satu dekade lalu, Qatar telah menghadapi pengawasan dan kritik atas perlakuannya terhadap pekerja migran dan komunitas LGTBQ+, di antara masalah hak asasi manusia lainnya.
Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi Memberikan Kemudahan Ibadah Bagi WNI
Belum lagi Qatar dituduh bayar buruh yang bangun insfrastruktur Piala Dunia 2022 Qatar dengan gaji rendah.
Dalam pidatonya di televisi lokal setempat, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani menolak semuah tuduhan itu
"Telah menjadi sasaran kampanye yang belum pernah terjadi sebelumnya yang tidak pernah dihadapi oleh negara tuan rumah."
“Kampanye tersebut cenderung terus berlanjut dan meluas hingga mencakup rekayasa dan standar ganda yang begitu ganas sehingga sayangnya membuat banyak orang mempertanyakan alasan dan motif sebenarnya,” katanya.
Hanya saja soal isu gaji buruh Piala Dunia, Qatar sebenarnya sudah mendapat pujian. Qatar menggaji buruh Piala Dunia hingga 275 dolar Amerika per bulan sejak tahun 2020.
Baca Juga: Santiago Sanchez, Penonton Piala Dunia 2022 Jalan Kaki dari Spanyol ke Qatar Hilang di Iran
Hanya saja yang kini masih panas adalah tuduhan diskriminasi kepada kaum homoseksualitas. Hukum Qatar menyerukan hukuman penjara 1 sampai 3 tahun untuk orang dewasa homoseksual.
Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani mengatakan jika tuduhan-tuduhan itu sebenarnya tidak berpengaruh di Qatar.
"Ini adalah ujian besar bagi negara sebesar Qatar yang mengesankan seluruh dunia dengan apa yang telah dan sedang dicapainya," katanya.