Tragedi Kanjuruhan, Farzah Dwi Kurniawan Meninggal Bukan karena COVID-19, Ada Cedera di Dada dan Perut

Senin, 24 Oktober 2022 | 16:11 WIB
Tragedi Kanjuruhan, Farzah Dwi Kurniawan Meninggal Bukan karena COVID-19, Ada Cedera di Dada dan Perut
Aremania Farzah Dwi Kurniawan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sudimoro, Malang, Jawa Timur, Senin (24/10/2022). Farzah merupakan korban meninggal dunia dari tragedi Kanjuruhan yang ke-135 setelah sebelumnya sempat dirawat di rumah sakit sejak 1 Oktober 2022. [ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Korban tragedi Kanjuruhan ke-135 Farzah Dwi Kurniawan meninggal dunia bukan karena COVID-19. Meski Farzah Dwi Kurniawan sempat terpapar COVID-19.

Hal itu dikatakan Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Saiful Anwar dr. Syaifullah Asmiragani di Kota Malang, Jawa Timur, Senin.

Farzah Dwi Kurniawan meninggal setelah 23 hari menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.

Farzah Dwi Kurniawan meninggal karena trauma signifikan yang membuatnya mengalami penurunan kesadaran.

"Ada beberapa hal yang ingin kami tekankan, salah satu prosedur yang dilaksanakan adalah (pemeriksaan) swab. Pasien terkonfirmasi positif COVID-19, namun, yang jelas korban meninggal bukan karena COVID-19," kata Syaifullah.

"Yang bersangkutan mengalami penurunan kesadaran dan beberapa kasus lain," kata Syaifullah.

Farzah merupakan warga Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

Syaifullah menjelaskan bahwa saat masuk ke RSUD Saiful Anwar kondisi pasien tersebut menurun karena mengalami hipoksia atau kondisi saat sel-sel dalam jaringan tubuh mengalami penurunan kadar oksigen sehingga tidak bisa berfungsi secara normal.

Menurut dokter anestesi yang menangani Farzah di unit perawatan intensif, dr. Akbar Sidiq, Farzah masuk ke RSUD Saiful Anwar dalam keadaan kritis, mengalami trauma di kepala serta cedera pada dada dan perut.

Baca Juga: Dalami Dugaan Pelanggaran HAM Tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM Minta Keterangan FIFA

"Dilakukan perawatan hingga pemasangan ventilator selama hampir dua minggu. Sempat ada perbaikan, namun karena pasien kembali kritis dan kondisinya naik turun," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI