Suara.com - Pemerintah, FIFA, AFC dan PSSI tengah berjuang untuk melakukan transformasi sepak bola Indonesia pasca Tragedi Kanjuruhan. Meski belum ada hasilnya, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menyebut proyek ini bisa jadi contoh untuk negara lain.
Mochamad Iriawan alias Iwan Bule menyebut proyek transformasi sepak bola Indonesia akan dicontoh oleh negara-negara lain jika dalam prosesnya berhasil menelurkan hasil yang diinginkan.
Tim Transformasi Sepakbola Indonesia telah dibentuk pasca Tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan ratusan orang kehilangan nyawa. FIFA, AFC, PSSI, dan unsur pemerintahan berkolaborasi dalam proyek ini.
Satuan tugas (satgas) itu bekerja untuk merumuskan tata kelola sepakbola Indonesia dengan melakukan sinkronisasi antara para pemangku kepentingan mulai dari PSSI, pemerintah, kepolisian, klub, dan suporter.
Baca Juga: Selain Turki, Timnas Indonesia U-20 akan Hadapi Moldova dan Antalyaspor
Sinkronisasi ini berkaitan dengan perbaikan infrastruktur, perbaikan sistem pengamanan, penyelamatan, manajemen kerumunan hingga manajemen penonton.
Nantinya hasil kerja dari Satgas Transformasi Sepak Bola Indonesia akan dilaporkan ke Presiden FIFA Gianni Infantino dan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
"Kami didampingi oleh FIFA dan AFC, ingin sepak bola Indonesia lebih baik dan maju," kata Iriawan kepada awak media beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, Iriawan menyebut ada keinginan dari AFC dan FIFA menerapkan hal serupa di negara lain andai terbukti berhasil di Indonesia.
"Disampaikan oleh AFC dan FIFA, Insya Allah kalau ini (hasil Transformasi Sepak Bola Indonesia) memang sesuai harapan, akan jadi proyek bagi negara-negara lainnya," tambah pria yang akrab disapa Iwan Bule.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Piala Dunia 2022, Edisi Terbaik Sepanjang Sejarah?
Lebih lanjut, Iwan Bule menyebut banyak hal yang mesti dibenahi PSSI. Oleh sebab itu, ia mohon doa dan dukungan dari percinta sepakbola Tanah Air.
"Doakan kami, banyak sekali perbaikan yang harus dilakukan, manajemen yang ada, security and security," pungkas mantan kapolda Metro Jaya itu