Menemukan fakta tersebut, Devi pun bertekad untuk mengupas tuntas persoalan yang hingga kini masih menjadi misteri. Pun ia meminta agar anaknya bisa diautopsi.
"Mungkin kalau autopsi kemarin itu ingin mengetahui secara pasti kematian anak saya, karena di rumah sakit cuma di data dan langsung saya bawa pulang. Saya saja itu pingsan, dan kaget anak saya sudah dikuburkan di Wajak. Kematiannya ini kan nggak wajar. Statemen dari pihak kepolisian waktu itu katanya bukan gas air mata, makanya saya ingin tahu," katanya.
Akhirnya pada 10 Oktober 2022, Devi resmi mengajukan autopsi yang rencananya akan dilakukan secara kolektif.
"Saat itu kan ditanya, ya sudah saya mengajukan autopsi. Itu kan bilangnya awal masih kolektif, saya mau," tegasnya.
Tekad Devi untuk mengetahui kebenaran yang terjadi, lambat laun pupus. Sepekan berlalu, Devi merasa tidak mendapat dukungan untuk perjuangannya. Padahal, ia menyatakan, dorongan untuk mengetahui kebenaran penyebab anaknya meninggal bukan hanya untuk kepentingannya saja.
"Kemana yang lainnya? Kenapa tim dari KNPI dan teman-teman Aremania kok tidak ada yang membuat pengajuan autopsi? Kemana ratusan korban lain? Kenapa cuma saya sendiri? Itulah yang saya sesalkan sampai sekarang ini," ungkapnya.
Pun kemudian Devi didatangi oleh aparat kepolisian mulai dari Polres Malang, Polda Jatim hingga Mabes Polri. Saat itu, Devi menyesalkan tidak ada satu pihak yang mendampingi Devi.
Bahkan di saat Devi mengajukan perlindungan ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), tidak direspons. Lantaran itu, ia pun memutuskan untuk mundur dari keinginan autopsi per tanggal 17 Oktober 2022.
"Nggak usah lah, daripada nanti banyak kepentingan. Nanti saya malah jadi kelinci percobaan. Sudah jadi korban, kuburan digali, nggak ada kejelasan. Coba kalau korban lain ikut tergugah, kita berjuang bersama. Mohon keikhlasannya, jangan cuma saya. Kalau memang mau autopsi, saya juga ikut ada yang saya tunjuk juga dokternya siapa. Kalau cuma polisi, gak usah wes," katanya.
Baca Juga: Momen Iwan Bule Main Bola Bareng Presiden FIFA, Warganet: Nggak Ada Empati?
Lebih lanjut, Devi menyayangkan sikap pasif para korban dan masyarakat Malang termasuk Aremania.