Infantino dikenal sebagai sosok yang cerdas dan inovatif. Ia menguasai banyak bahasa, seperti Inggris, Spanyol, Portugis, Arab, Prancis, dan Jerman.
Infantino mulai berkecimpung dalam dunia sepak bola ketika ia bekerja sebagai penasihat hukum bagi beberapa klub di Swiss, Spanyol, dan Italia.

Kariernya semakin melejit setelah bekerja di UEFA dan diberikan tugas untuk mengurusi berbagai masalah hukum dalam sepak bola. Pada 2004 dia lalu ditunjuk sebagai Director of UEFA's Legal Affairs and Club Licensing Division.
Tujuh tahun bergabung bersama FIFA, Infantino dipromosikan menjadi Wakil Sekretaris Jenderal UEFA. Kemudian, pada 2009 ia naik jabatan lagi menjadi Sekretaris Jenderal UEFA.
Sejumlah terobosan dilakukan oleh Gianni Infantino selama berkarier di UEFA. Salah satu kebijakannya yang paling penting adalah kebijakan financial fair play yang membatasi klub-klub besar untuk belanja terlalu jor-joran.
Selain itu, Infantino juga sosok di balik bertambahnya jumlah peserta Piala Eropa, semula 16 menjadi 24 dan ia salah satu konseptor Piala Eropa 2020 yang digelar di 13 negara.
Dengan rekam jejak gemilang dan terobosan yang dibuat olehnya selama berada di UEFA, Gianni Infantino akhirnya terpilih sebagai Presiden FIFA.
Dia resmi menggantikan Sepp Blatter lewat pemilihan dalam Kongres Luar Biasa (KLB) FIFA pada 26 Februari 2016 di Zurich, Swiss.
[Penulis: Aditia Rizki]
Baca Juga: Sergio Busquets Dihujani Kritik usai El Clasico, Xavi Hernandez: Ini Barcelona, Itu Normal