Korban ke-133 Tragedi Kanjuruhan, Andi Setiawan 16 Hari Kritis dan Tidak Stabil Alami Multi Trauma di ICU

Selasa, 18 Oktober 2022 | 16:37 WIB
Korban ke-133 Tragedi Kanjuruhan, Andi Setiawan 16 Hari Kritis dan Tidak Stabil Alami Multi Trauma di ICU
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/tom.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Andi Setiawan mengalami kritis selama 16 hari setelah mengalami luka parah karena tragedi Kanjuruhan. Sejak masuk Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, Andi Setiawan sudah dalam keadaan tidak baik hingga akhirnya meninggal dunia, Selasa hari ini.

Andi Setiawan merupakan korban meninggal tragedi Kanjuruhan ke-133.

Andi Setiawan merupakan Aremania asal Jalan Kolonel Sugiono atau Mergosono, Kota Malang.

Kondisi Andi Setiawan cukup parah tim medis langsung melakukan sejumlah tindakan medis.

Baca Juga: Soal Tragedi Kanjuruhan, Penyelidikan Komnas HAM: Kejar Pihak yang Bertanggungjawab Disamping Perbaikan Sepak Bola

Mendiang sempat dirawat di ICU secara intensif. Kemudian di awasi dan di observasi secara menyeluruh namun kondisinya tidak stabil.

“Jadi korban datang tanggal 2 Oktober pukul 03.00 dengan kondisi yang sudah sangat kritis. Dengan penurunan kesadaran dan ada beberapa cedera di beberapa tempat multi trauma ada memar di paru kemudian patah tulang di tulang iga. Dan di tulang paha sebelah kanan,” ujar salah satu tim spesialis anastesi dan terapi intensif RSSA dr Eko Nofiyanto, Selasa (18/10/2022), dikutip dari BeritaJatim.

“Memang selama 16 hari ini, kita pantau terus tidak stabil. Kondisi kritis dan dari keparahannya tersebut pukul 13.20 dinyatakan wafat. Sejak awal pasien dengan kondisi kritis langsung kita taruh di ICU. Sampai hari ini meninggal. Sejak datang sampai saat ini tetap dirawat di ICU 16 hari,” papar Eko.

Melihat dari multi trauma ada patah tulang iga dan patah tulang yang lainnya.

Penyebab utama kematian kemungkinan karena trauma yang dialami oleh pasien.

Baca Juga: Korban Meninggal ke-133 Tragedi Kanjuruhan Alami Kondisi Kritis Sejak Masuk Rumah Sakit

"Kita sudah berikan alat bantu nafas ventilator. Itu untuk menjamin suplai oksigen pada pasien tersebut. Akibat dari cedera paruhnya. Selain tindakan diagnostik untuk mengetahui kondisi dan sebab dan sebagainya,” tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI