Sekjen PSSI Sebut Iwan Bule Trauma Tragedi Kanjuruhan: Dibully dan Dihabisi di Media

Jum'at, 14 Oktober 2022 | 11:09 WIB
Sekjen PSSI Sebut Iwan Bule Trauma Tragedi Kanjuruhan: Dibully dan Dihabisi di Media
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan atau Iwan Bule. (Dok. PSSI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekjen PSSI Yunus Nusi mengaku Mochamad Iriawan selaku ketua umum sedang trauma Tragedi Kanjuruhan, Malang. Bahkan, sosok yang akrab disapa Iwan Bule itu dalam tekanan karena dibully dan dihabisi Media.

Memang belakangan ini Iwan Bule tengah didesak mundur dari jabatannya sebagai ketua umum PSSI. Pecinta sepakbola Tanah Air merasa hal tersebut sebagai bagian dari tanggung jawab moral PSSI menanggapi insiden Kanjuruhan.

"Iya (trauma). Beliau itu kan dalam keadaan yang seperti ini sebagai ketua umum federasi, lalu kemudian beliau di sana (Malang) selama delapan hari berhadapan dengan para korban, keluarga korban," kata Yunus Nusi kepada awak media, Kamis (13/10/2022).

Beberapa waktu terakhir mantan Kapolda Metro Jaya itu memang seperti menghindari awak media.

Baca Juga: Siang Ini TGIPF Tragedi Kanjuruhan Akan Serahkan Laporan kepada Presiden Jokowi

Padahal, sebelum insiden Kanjuruhan, Iwan Bule selalu mau meladeni wartawan.

Bahkan, ketika sesi konferensi pers pun, ia enggan menjawab pertanyaan media di luar konteks pembahasan.

Termasuk tekanan mundur yang kini sedang dihadapinya.

"Anda lihat sendiri bagaimana kemudian beliau di-bully, dihabisi di media. Pastilah sebagai seorang manusia ada lah gak enaknya sama beliau. Terkadang beliau juga berpikirnya ke sana," pungkasnya.

Sejauh ini belum ada tanda-tanda Mochamad Iriawan bakal meninggalkan jabatannya sebagai ketua PSSI.

Baca Juga: Instagram Asnawi Mangkualam Diserang Warganet dengan Sindiran Hilangnya Rasa Kemanusian dan Nurani

Bahkan, federasi menilai bentuk tanggungjawab atas kejadian itu bukanlah mundur.

PSSI sudah mengunjungi korban tragedi sebagai bentuk simpati. Lalu, akan ada kolaborasi yang dilakukan bersama pemerintah, FIFA, dan AFC agar kejadian serupa tak terulang lagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI