Iwan Bule Didesak Mundur dari Kursi Ketum, Exco PSSI Sebut Tidak Jantan

Jum'at, 14 Oktober 2022 | 10:37 WIB
Iwan Bule Didesak Mundur dari Kursi Ketum, Exco PSSI Sebut Tidak Jantan
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan (kedua kiri) saat memberikan keterangan pers bersama perwakilan FIFA dan AFC di kawasan Senayan, Jakarta. (dok. PSSI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Sonhadji turut menanggapi desakan mundur yang ditujukan kepada Mochamad Iriawan alias Iwan Bule. Menurutnya, mundur bukanlah solusi dalam penanganan Tragedi Kanjuruhan.

Menurut Sonhadji, Mochamad Iriawan sebagai Ketua Umum PSSI harus tetap menjabat dan menyelesaikan masalah yang ada. Jika mundur, itu justru menunjukkan mantan Kapolda Metro Jaya itu sebagai sosok yang tidak jantan.

"Kalau sebagai pengurus bagi saya mundur itu bukan tindakan yang bagus menghadapi masalah seperti ini ya," kata Sonhadji di Gedung Komnas HAM, Jakarta, Jumat (14/10/2022).

Sonhadji selaku Ketua Komite Wasit sekaligus anggota Exco PSSI, serta Komisaris PT Liga Indonesia Baru (LIB). (Suara.com/Adie Prasetyo Nugraha).
Sonhadji selaku Ketua Komite Wasit sekaligus anggota Exco PSSI, serta Komisaris PT Liga Indonesia Baru (LIB). (Suara.com/Adie Prasetyo Nugraha).

"Kalau saya katakan sebagai Exco PSSI saya ya, kalau kondisi seperti ini ketua mundur nggak gampang. Nanti saya bilang ke kawan saya itu kalau Anda mundur, itu tidak jantan," sambungnya.

Baca Juga: Korban Tragedi Kanjuruhan Tembus 754 Orang

Meski demikian, Sonhadji menyebut keputusan mundur tidaknya Mochamad Iriawan dari jabatan Ketua Umum PSSI adalah urusan pribadi yang bersangkutan. Meski dia menyarankan Iwan Bule untuk terus menduduki jabatannya.

"Kalau masalah beliau mundur atau tidak itu terserah pak Iriawan," pungkas Sonhadji.

Mochamad Iriawan alias Iwan Bule mendapat desakan untuk mundur dari pecinta sepak bola Indonesia. Hal itu merupakan buntut dari Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan setidaknya 132 orang.

Insiden berdarah yang menjadi peristiwa paling kelam dalam sepak bola Tanah Air itu terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam pekan ke-11 BRI Liga 1 2022-2023 di Stadion Kanjuruhan, Malang, 1 Oktober lalu.

Pasca tragedi itu, pemerintah harus turun tangan dengan upaya membenahi dan mengevaluasi total sepak bola nasional. Mereka bersama FIFA, AFC dan PSSI bakal berkolaborasi untuk melakukannya.

Baca Juga: PSSI Buka Posko Trauma Healing Tragedi Kanjuruhan Senin Pekan Depan di Malang

Untuk sementara, kompetisi sepak bola Indonesia dari Liga 1, Liga 2 hingga Liga 3 masih dihentikan. PSSI masih menunggu arahan FIFA terkait kapan kompetisi boleh digulirkan kembali.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI