2 Korban Tragedi Kanjuruhan Akan Diautopsi 20 Oktober Pekan Depan

Jum'at, 14 Oktober 2022 | 09:37 WIB
2 Korban Tragedi Kanjuruhan Akan Diautopsi 20 Oktober Pekan Depan
Sejumlah penonton membawa rekannya yang pingsan akibat sesak nafas terkena gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan saat kericuhan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/tom.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ada 2 korban meninggal dunia tragedi Kanjuruhan akan diautopsi pada 20 Oktober pekan depan. Namun identitasnya masih dirahasiakan.

Hal itu diungkap Kabid Dokkes Polda Jatim, Kombes Pol Erwin Zainul Hakim.

“Soal autopsi, kami dapat informasi dan dapat perintah. Memang ada dua korban yang akan diautopsi. Pihak keluarga sudah sepakat Mereka setuju melaksanakan autopsi,” ungkap Erwin Zainul Hakim, Kamis (13/10/2022) kemarin, dikutip dari BeritaJatim.

“Jadi kemungkinan besar pelaksanaannya nanti oleh dokter yang ditunjuk oleh Persatuan Dokter Forensik. Otopsinya kita sebut dengan Ekshumasi. Yaitu proses autopsi di tempat dengan cara penggalian jenazah di tempat. Langsung dilakukan pemeriksaan di tempat,” tutur Erwin.

Baca Juga: PSSI Sebut Tragedi Kanjuruhan Kehendak Allah, Warganet: Habis Ini Salahkan Siapa Lagi?

Polisi akan kroscek dulu dengan keluarga korban yang hendak diautopsi.

“Kita kroscek dulu nanti, karena insya Allah waktu otopsi yang ditetapkan pada hari Kamis 20 Oktober 2022. Jadi langkah pertama memastikan dulu dokter yang dilibatkan siapa, kemudian mengecek ulang ke pihak keluarganya apakah berkenan dilakukan otopsi,” beber Erwin.

“Apakah dua jenazah cukup, kalau itu tergantung penyidik. Kalau menurut kami, seperti korban Hellen itu sudah autopsi klinis, proses dia masuk, sampai meninggal ada rekam medik, bahkan MRI dan Citiscan-nya ada,” kata Erwin.

Pihaknya sejauh ini hanya menerima perintah dari penyidik kalau memang ada tambahan autopsi.

Sementara korban yang masih hidup, catatan lukanya semua ada.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Cuci Tangan Pemangku Kepentingan hingga Sebut Soal Kehendak Allah

“Korban luka ada catatan lukanya, tinggal nanti di konfirmasi. Karena rekam mediknya ada, kalau memang dibutuhkan tinggal proses berikutnya dan semua sudah siap,” kata Erwin.

Masih kata Erwin, catatan identifikasi Dokter Forensik yang melibatkan 3 Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Pemerintah, korban yang terindikasi meninggal di rumah sakit pemerintah akibat asfiksia (asphyxia).

“Ada 44 orang yang terdata meninggal di rumah sakit pemerintah dikarenakan mengalami asfiksia,” ungkap Erwin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI