3 Alasan Liga 1 Harus Dikelola Profesional Asing, Bukan PT LIB

Arief Apriadi Suara.Com
Minggu, 09 Oktober 2022 | 04:00 WIB
3 Alasan Liga 1 Harus Dikelola Profesional Asing, Bukan PT LIB
Pesepak bola Barito Putera Renan Da Silva Alves (kanan) berebut bola dengan pesepak bola Persija Jakarta Hanif Abdurrauf Sjahbandi (kiri ) saat pertandingan BRI Liga 1 di Stadion Demang Lehman Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu (11/9/2022). [ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/foc]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tragedi Kanjuruhan membongkar buruknya sistem sepak bola nasional. Insiden berdarah yang menewaskan setidaknya 131 orang itu turut menyeret pengelolaan kompetisi yang saat ini berada di bawah kendali PT Liga Indonesia Baru (LIB).

Bahkan, Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita, yang ikut terseret sebagai tersangka. Tragedi Kanjuruhan juga menjadi salah satu bukti buruknya pengelolaan kompetisi sepak bola Indonesia.

PT LIB juga menjadi salah satu pihak yang menjadi sorotan karena menolak permintaan panitia penyelenggara (panpel) pertandingan yang mengajukan perubahan jadwal dari malam hari menjadi sore hari.

Direktur utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita (Instagram @akhmadhadianlukita)
Direktur utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita (Instagram @akhmadhadianlukita)

Permintaan ini kemudian ditolak PT LIB dengan alasan kesepakatan dengan pihak broadcaster. Sebab, hal ini berkaitan dengan penayangan langsung pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Baca Juga: Luis Milla Modifikasi Program Latihan Persib Imbas Penundaan Liga 1

Potret buruk kinerja PT LIB ini turut memunculkan wacana yang mempromosikan pihak-pihak profesional untuk mengelola kompetisi sepak bola Indonesia.

Salah satu contoh terbaiknya sebetulnya sudah diperlihatkan Kamboja yang menunjuk Satoshi Sato untuk menduduki jabatan Chief Executive Officer (CEO) Cambodian Premier League.

Sosok ini memiliki pengalaman luar biasa, baik saat menjabat di Federasi Sepak Bola Jepang (JFA), AFC, hingga FIFA.

Oleh karena itu, langkah menunjuk profesional asing berpengalaman semacam ini bisa menjadi salah satu inspirasi yang ditempuh PT LIB untuk memperbaiki kualitas pengelolaan kompetisi.

Berikut Suara.com menyajikan tiga alasan yang membuat kompetisi Liga 1 sebaiknya dikelola tim profesional dari luar negeri.

Baca Juga: Pemerintah dan FIFA akan Bentuk Tim Transformasi Sepak Bola Indonesia

1. Menjaga Integritas

Seorang pengelola kompetisi yang profesional tentu diharapkan mampu menjaga integritasnya dalam memimpin PT Liga Indonesia Baru (LIB).

Sebab, dia dibayar untuk memperbaiki tata kelola penyelenggaraan kompetisi sepak bola nasional yang sejauh ini masih jalan di tempat.

Dengan integritas semacam ini, maka profesional asing yang nantinya memimpin PT LIB akan terbebas dari upaya-upaya tertentu yang mencoba mempengaruhinya.

2. Bebas dari Konflik Kepentingan

Orang-orang profesional yang didatangkan dari luar negeri tentu akan terbebas dari konflik kepentingan jika nantinya menduduki jabatan di pucuk pimpinan PT Liga Indonesia Baru (LIB).

Sebab, profesional asing ini tidak memiliki afiliasi apa pun dengan klub-klub sepak bola di Indonesia. Harapannya, hal ini bisa membebaskan sosok tersebut dari konflik kepentingan dengan klub-klub tertentu.

Dengan demikian, kondisi ini bisa membuat pejabat tersebut bisa menegakkan aturan kepada siapa saja tanpa pandang bulu.

3. Memahami Tata Kelola Industri Sepak Bola Modern

Potensi besar yang dimiliki sepak bola Indonesia tentu harus diolah semaksimal mungkin agar bisa berkembang pesat. Oleh karena itu, sosok yang tepat memang profesional asing yang memahami industri sepak bola modern.

Sebab, orang-orang semacam ini telah menghabiskan waktu yang lama berkecimpung di dunia sepak bola modern. Kualitas semacam inilah yang sebetulnya dibutuhkan oleh PT LIB.

Jika kualitas kompetisi sepak bola nasional mampu diperbaiki dan dikelola secara profesional, maka perkembangan yang diharapkan oleh seluruh masyarakat diyakini bisa segera terwujud.

Kontributor: Muh Adif Setyawan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI