Infografis
Suara.com - CEO Bayern Munich Oliver Kahn telah mengkonfirmasi bahwa klubnya mengadakan diskusi akan membeli bintang Manchester United Cristiano Ronaldo di musim panas. Meski Ronaldo kini tengah turun performa dan miskin gol di Liga Premier atau Liga Inggris.
Kahn mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Bild, pembicaraan itu dilakukan singkat.
"Kami berbicara singkat tentang Cristiano di Bayern dan mungkin juga di Dortmund. Kami juga melihat gambaran besar di Bundesliga dan faktor penting dalam menarik perhatian ke liga tentu saja," kata dia.
Hanya saja belum ada obrolan serius untuk beli Ronaldo.
"Superstar seperti dia, dia adalah salah satu yang terhebat dalam dekade terakhir, tetapi kami dengan cepat menghapusnya," lanjut Khan.
Dikutip dari Mirror, Ronaldo kesal melihat gajinya dipotong karena United gagal lolos ke Liga Champions.
Di sisi lain penampilan Ronaldo kian memprihatinkan. Terakhir dia ditempatkan di Bangku cadangan saat lawan Man City dan diturunkan di klub kecil.
Dipermalukan
Cristiano Ronaldo dipermalukan Erik Ten Hag karena diturunkan saat melawan 'tim kecil' Omonia di LIga Europa. Sebaliknya, Ronaldo jadi pemain cadangan saat melawan tim raksasa Liga Inggris, Manchester City.
Hal itu diungkapkan Legenda Manchester United Paul Scholes.
Paul Scholes mengecam taktik Ten Hag. Menurut dia, Cristiano Ronaldo adalah pemain besar yang layak dipakai saat melawan tim besar.
Dia menilai, aksi Ten Hag itu bisa menjatuhkan mental Cristiano Ronaldo. Karena membuat citra Cristiano Ronaldo rusak.
"Saya pikir itu hampir lebih tidak sopan bermain dia pada Kamis malam di Liga Europa. Orang ini adalah superstar dunia," kata Paul Scholes dikutip dari The Sun.
"Saya tidak mengatakan pada usia 37 tahun dia harus memulai pertandingan, terutama pertandingan besar, tetapi ini adalah kompetisi yang sulit untuk memotivasi diri sendiri."
“Dia harus mengubah mentalitasnya sekarang, dan karena dia sangat kuat secara mental, itu akan mencetak dua gol dan memasukkan dirinya ke dalam tim untuk akhir pekan.”
Begitu papar Paul Scholes.
