Update Korban Tragedi Kanjuruhan Jadi 574 Orang, Per Kamis 6 Oktober 2022

Kamis, 06 Oktober 2022 | 16:08 WIB
Update Korban Tragedi Kanjuruhan Jadi 574 Orang, Per Kamis 6 Oktober 2022
Doa bersama di Gate 13 Stadion Kanjuruhan Malang setiap malam [Foto: Beritajatim]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Korban meninggal dunia dan luka-luka karena tragedi Kanjuruhan mencapai 574 orang berdasarkan pusat data Provinsi Jawa Timur. Sebanyak 131 orang di antaranya meninggal dunia.

Dikutip dari BeritaJatim, Kamis, (6/10/2022) rincian korban tragedi Kanjuruhan, sebanyak 131 korban meninggal dunia.

Sementara itu 420 luka sedang atau ringan, 23 suporter luka berat, dan 66 masih masih dirawat di rumah sakit.

Paling banyak pasien dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, sebanyak 32 orang.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Polri Klaim akan Segera Umumkan Tersangka

Di RSUD Kanjuruhan sebanyak 9 orang, di RS Hasta Brata sebanyak 7 orang, RSU Wajak Husada 1 orang, RS Wava Husada 5 orang.

RS UMM 1 orang, RS Prima Husada 2 orang, RS Pindad 1 orang, RST Soepraoen 3 orang, RS Hasta Husada 1 orang, RS Aisiyah 2 orang, RS Unisma 2 orang, dan RSUD Kota Malang 1 orang.

Direktur Utama Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Kohar Hari Santoso mengungkapkan, beberapa korban tragedi Kanjuruhan sampai saat ini masih ada yang dirawat di ICU.

Beberapa yang dirawat di ruang biasa sudah mulai membaik.

“Pasien yang dirawat ada di ICU dan ruang biasa. Tapi terakhir kami lihat yang di ruang biasa juga bisa dipulangkan dan membaik. Di ICU kondisinya ada yang berat belum stabil ada, tapi ada sebagian yang sudah membaik,” kata Kohar, Kamis (6/10/2022).

Baca Juga: Ironi! Media Asing Tegas Simpulkan Polisi Penyebab Tragedi Kanjuruhan, Jokowi Malah Salahkan Pintu Stadion

Secara spesifik untuk beberapa korban luka berat kondisinya membutuhkan alat bantu pernafasan.

Lalu ada pasien yang mengalami pendarahan di pembulu darah sampai pasien dengan luka patah tulang.

“Berat itu, jadi kesadarannya menurun dadanya sesak jadi kita bantu pakai alat alat bantu nafas. Juga ada yang pernah pendarahan di pembuluh darah dan terus kemudian kita lakukan tindakan tapi rupanya efek jauhnya masih memberikan efek. Beberapa tungkainya ada patah tulang dan masih kami rawat,” ujar Kohar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI