Persija Kibarkan Bendera Setengah Tiang Bentuk Simpati Tragedi Kanjuruhan

Rabu, 05 Oktober 2022 | 09:42 WIB
Persija Kibarkan Bendera Setengah Tiang Bentuk Simpati Tragedi Kanjuruhan
Kolase manajemen, pelatih dan pemain Persija. [Dok. Persija]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Persija Jakarta turut mengibarkan bendera merah putih setengah tiang sebagai bentuk simpati tragedi Kanjuruhan. Hal ini merupakan dukungan penuh himbauan PSSI dengan nomor surat 4034/UDN/2608/X-2022.

Dalam surat pemberitahuan yang dikeluarkan pada 2 Oktober itu, PSSI menyampaikan beberapa hal kepada semua anggotanya dari mulai Asosiasi Provinsi, klub anggota, dan Asosiasi di bawah naungan federasi.

Dalam surat tersebut dihimbau pengibaran bendera merah putih setengah tiang selama sepekan, mengenakan pita hitam di lengan kiri dan pita merah putih di lengan kanan di setiap aktifitas sepak bola yang dilakukan dalam sepekan.

Disebutkan juga adanya larangan kepada semua pihak untuk menghindari membuat pernyataan yang dapat memunculkan polemik dan memperkeruh suasana.

Baca Juga: Duka Indonesia, Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Jadi 131 Orang

"Persija berkomitmen menjalankan himbauan PSSI tersebut," tulis pernyataan Persija Jakarta di laman resminya, Rabu (4/10/2022).

Selain disebutkan juga bahwa BRI Liga 1 2022/2023 dan Liga 2 2022/2023 dihentikan sementara sampai dengan waktu pemberitahuan selanjutnya.

Adapun terkait kejadian ini Komite Disiplin (Komdis) PSSI telah menjatuhi sanksi kepada Arema FC. Mereka mengklaim Singo Edan lalai sehingga banyak korban berjatuhan di Stadion Kanjuruhan saat laga melawan Persebaya Surabaya beberapa waktu lalu.

Arema FC dihukum bermain jauh dari Malang setidaknya 250km ketika laga home. Tim asuhan Javier Roca juga tak boleh dihadiri penonton saat laga home dan denda Rp250 juta.

Selain ketua, ketua panitia pertandingan dan security officer Arema FC resmi dilarang beraktivitas dalam lingkungan sepakbola seumur hidup.

Baca Juga: Saksi Tragedi Kanjuruhan Diduga Diculik Intel Saat Akan Hadiri Undangan Mata Najwa, Begini Faktanya

Tragedi Kanjuruhan setidaknya menewaskan 125 orang dengan ratusan lainnya luka-luka. Melansir AFP, dari jumlah tersebut, 32 korban tewas adalah anak-anak yang salah satunya merupakan balita berusia tiga tahun.

Insiden itu menjadi tragedi sepak bola paling kelam di Indonesia dan salah satu yang paling mematikan di dunia.

Pemerintah kini telah membentuk tim gabungan independen pencari fakta (TGIPF) dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan. Kapolri Listyo Sigit juga telah mencopot jabatan Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan kompetisi sepak bola profesional Indonesia dihentikan hingga evaluasi dan prosedur pengamanan ditingkatkan.

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan pecah setelah Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya dalam laga pekan ke-11 BRI Liga 1 2022-023.

Beberapa suporter yang tidak terima dengan kekalahan perdana Arema FC dari Persebaya di Malang dalam 23 tahun terakhir pun menerobos masuk ke lapangan.

Kerusuhan pada akhirnya tidak terhindarkan meski dalam laga ini, suporter Persebaya yakni Bonek tidak hadir ke stadion dengan alasan keamanan.

Polisi kemudian melepaskan gas air mata yang dalam beberapa tangkapan kamera dan rekaman video, diarahkan ke tribun penonton.

Masa yang panik pun berhamburan dan mencari jalan keluar stadion. Banyak korban berjatuhan pada momen tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI