Pemerintah telah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan. Hal tersebut menyusul adanya tragedi yang memilukan di dunia persepakbolaan, yaitu tewasnya ratusan korban setelah permainan Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan pada hari Sabtu (1/10/2022).
Tragedi Kanjuruhan pecah setelah Arema FC kalah 2-3 melawan Persebaya Surabaya dalam Liga 1 di Stadion Kanjuruhan.
Para suporter berdesak-desakan setelah polisi menembakkan gas air mata untuk mengurai kerumunan di lapangan dan tribun. Korban jiwa pun berjatuhan, tidak terkecuali di antaranya perempuan dan anak-anak.
Pemerintah pun mengambil tindakan untuk mengusut tuntas tragedi yang memakan banyak korban jiwa tersebut, dengan membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang diketuai oleh Menko Polhukam, Mahfud Md.
Dalam tim tersebut, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali bertugas sebagai wakil ketua, dan mantan Jampidum, Nur Rochmad sebagai sekretaris.
Diketahui, legenda Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto turut masuk ke dalam daftar TGIPF tersebut untuk mengusut tuntas Tragedi Kanjuruhan.
Kurniawan yang kerap dijuluki ‘Si Kurus’ menjadi perwakilan legenda sepak bola Indonesia yang tergabung ke dalam TGIPF.
Lantas, siapakah Kurniawan Dwi Yulianto tersebut? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Profil Kurniawan Dwi Yulianto
Kurniawan Dwi Yulianto merupakan seorang pesepakbola Indonesia yang memiliki reputasi cukup baik dan kerap dijuluki sebagai salah satu yang terbaik yang dimiliki oleh Indonesia.
Diketahui, Kurniawan Dwi Yulianto lahir di Magelang pada tanggal 13 Juli 1976. Posisi Kurniawan Dwi Yulianto dalam sepak bola biasanya bertugas sebagai striker.
Kurniawan Dwi Yulianto juga merupakan salah satu dari sedikit pemain asal Indonesia yang pernah bermain di Eropa.
Di awal kariernya, Kurniawan Dwi Yulianto pernah bermain di tim remaja Sampdoria sebelum akhirnya pindah ke FC Luzern di Swiss akibat memiliki masalah dengan PSSI.
Selain akrab dijuluki ‘Si Kurus’ karena postur tubuhnya yang kecil, pria tersebut juga akrab dengan sebutan Ade.
Saat kembali ke Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto bermain di Liga Indonesia dengan beberapa tim seperti PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, PS Pelita Bakrie, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, Persitara Jakarta Utara, Persela Lamongan, hingga PSMS Medan.
Pada tahun 2005 sampai tahun 2006, Kurniawan memperkuat Sarawak FC di Malaysia, tetapi ia dianggap gagal karena jarang mencetak gol dan diputus kontrak oleh tim tersebut.
Sebagai informasi, pada tahun 1990-an, karier Kurniawan sempat merosot akibat mengonsumsi narkoba. Namun, ia kembali bangkit, dan kembali mengembalikan kariernya di dunia sepak bola.
Kariernya mulai melonjak, ia menjadi pemain timnas sepak bola Indonesia dan menjadi pencetak gol terbanyak kedua dalam timnas setelah Bambang Pamungkas pada masanya
Kontributor : Syifa Khoerunnisa