Pele Sebut Tragedi Kanjuruhan Salah Satu Bencana Terbesar dalam Sepak Bola

Arief Apriadi Suara.Com
Selasa, 04 Oktober 2022 | 13:36 WIB
Pele Sebut Tragedi Kanjuruhan Salah Satu Bencana Terbesar dalam Sepak Bola
Legenda sepakbola Brasil, Pele [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Legenda Timnas Brasil, Pele turut menyoroti tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan Aremania dalam laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada laga pekan ke-11 BRI Liga 1 2022-2023, Sabtu (1/10/2022) lalu.

Menurut Pele, kekerasan tak seharusnya punya ruang di dunia olahraga. Dia pun menguatkan rakyat Indonesia untuk teguh dalam menghadapi insiden berdarah tersebut.

"Akhir pekan ini, kita menyaksikan salah satu bencana terbesar dalam sejarah sepak bola. Setidaknya ada 32 anak-anak, di antara 125 orang tewas," tulis Pele di Instagram, @pele, Selasa (4/10/2022).

"Saya berharap banyak kedamaian dan cinta untuk seluruh rakyat Indonesia. Kekerasan tidak cocok dengan olahraga."

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Tak Buat Lawan-lawan Indonesia di Kualifikasi Piala Asia U-17 Takut

"Tidak ada rasa sakit kekalahan yang dapat membenarkan kita kehilangan cinta kepada sesama. Olahraga harus selalu menjadi tindakan cinta," tambahnya.

Setidaknya, pemerintah Indonesia menyebut sebanyak 125 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka dalam insiden berdarah yang terjadi seusai Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya.

Tembakan gas air mata ke arah tribun penonton di Kanjuruhan Malang [Foto: Twitter]
Tembakan gas air mata ke arah tribun penonton di Kanjuruhan Malang [Foto: Twitter]

Melansir AFP, dari jumlah tersebut, 32 korban tewas adalah anak-anak yang salah satunya merupakan balita berusia tiga tahun.

Insiden itu menjadi tragedi sepak bola paling kelam di Indonesia dan salah satu yang paling mematikan di dunia.

Pemerintah kini telah membentuk tim gabungan independen pencari fakta (TGIPF) dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan. Kapolri Listyo Sigit juga telah mencopot jabatan Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Disebut Akibat Aparat 'Over-Reacting' dan Kurang Dididik

Sementara itu, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan kompetisi sepak bola profesional Indonesia dihentikan hingga evaluasi dan prosedur pengamanan ditingkatkan.

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan pecah setelah Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya dalam laga pekan ke-11 BRI Liga 1 2022-023.

Beberapa suporter yang tidak terima dengan kekalahan perdana Arema FC dari Persebaya di Malang dalam 23 tahun terakhir pun menerobos masuk ke lapangan.

Kerusuhan pada akhirnya tidak terhindarkan meski dalam laga ini, suporter Persebaya yakni Bonek tidak hadir ke stadion dengan alasan keamanan.

Polisi kemudian melepaskan gas air mata yang dalam beberapa tangkapan kamera dan rekaman video, diarahkan ke tribun penonton.

Masa yang panik pun berhamburan dan mencari jalan keluar stadion. Banyak korban berjatuhan pada momen tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI