Tiket yang habis itu justru menjadi keberuntungan bagi Novel. Karena pascapertandingan antara Arema FC melawan Persebaya, terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.
Gas air mata ditembakkan oleh aparat. Penonton berhamburan. Berdesakan, berebut keluar stadion.
Nahas bagi Irsyad dan dua sepupunya. Mereka terjebak dalam kericuhan. Ketiganya meregang nyawa.
"Irsyad meninggal di Rumah Sakit WAVA Kepanjen Malang. Kami menemukannya saat subuh. Dikenali lewat bajunya. Sedangkan dua sepupunya ditemukan pada malam hari. Semuanya meninggal. Ada luka lebam, mungkin terinjak,” kata Kesi yang dibenarkan oleh suaminya, Mochammad Arif Junaedi (49).
Novel sendiri sudah berada di rumahnya. Dia begitu terpukul atas kepergian sang kakak untuk selamanya.
Di rumahnya yang sederhana, Novel nampak menemui teman-temannya satu sekolah di SMP Ngusikan.
Para pelajar SMP ini datang berombongan untuk mengucapkan duku cita atas meninggalnya kakak Novel.
Bocah kelas IX ini memang pecinta tim Singo Edan. Di kaca rumahnya terlihat stiker Arema. Apalagi, anak kedua dari empat bersaudara ini juga lahir di Malang. Cinta Malang apa Jombang?
“Malang. Saya suka Arema,” kata Novel dengan polos.
Baca Juga: Janji Ganti Rugi Gilang Juragan 99 hingga Ikut Tahlilan ke Rumah Korban Tragedi Kanjuruhan