FIFA Kibarkan Bendera Setengah Tiang untuk Tragedi Sepak Bola Indonesia

SiswantoABC Suara.Com
Senin, 03 Oktober 2022 | 12:55 WIB
FIFA Kibarkan Bendera Setengah Tiang untuk Tragedi Sepak Bola Indonesia
Suporter Arema FC memasuki lapangan setelah tim yang didukungnya kalah dari Persebaya Surabaya dalam pertandingan sepak bola BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). [ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden federasi sepak bola internasional (FIFA) menyampaikan rasa duka atas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang yang menewaskan ratusan orang.

Gianni Infantino mengatakan "sepak bola dunia terkejut" dengan "insiden tragis" yang terjadi saat pertandingan Arema FC dan Persebaya Surabaya.

"Ini jadi hari yang buruk untuk semua yang terlibat dalam sepak bola dan sebuah tragedi yang sulit dibayangkan," ujarnya.

"Saya ingin menyampaikan duka yang mendalam bagi keluarga dan teman-teman para korban yang kehilangan karena insiden tragis ini."

Baca Juga: Pemerintah Bentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta Tragedi Kanjuruhan

Sementara itu bendera dari negara-negara anggota FIFA dikibarkan setengah tiang di markas FIFA di Zürich, Swiss.

Kekalahan Arema telah memicu kemarahan sejumlah penonton yang turun ke lapangan, kemudian polisi menembakkan gas air mata, yang sebenarnya dilarang oleh FIFA.

Ratusan orang mencoba berlari ke pintu keluar stadion, namun mereka terimpit satu sama lain, ada yang terinjak dan sesak napas hingga meninggal.

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo telah mengoreksi jumlah orang yang meninggal sejauh ini adalah 125 orang, setelah sebelumnya mengatakan ada174 orang yang tewas karena ada yang dihitung dua kali.

Sejumlah anak-anak dan dua anggota polisi ikut tewas dalam tragedi tersebut.

Baca Juga: Bela Aksi Tembak Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan, Nikita Mirzani: Daripada Polisi Mati Konyol

Kekhawatiran FIFA akan jatuhkan sanksi

Hari Minggu (2/10), Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi mengatakan terus menjalin komunikasi dengan FIFA untuk menghindari sanksi akibat peristiwa mematikan di laga Liga 1 Indonesia.

"Kami berharap kejadian ini tidak menjadi rujukan atau landasan FIFA untuk mengambil keputusan-keputusan yang tidak baik dan tidak menguntungkan Indonesia dan, khususnya, PSSI," kata Yunus dalam konferensi pers di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta.

Rencananya Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun depan.

Belum diketahui apakah tragedi akhir pekan lalu akan memengaruhi rencana ini. ABC Indonesia telah menghubungi FIFA untuk meminta tanggapan.

Namun sejumlah pendukung dan pakar sepak bola menilai yang harus lebih diperhatikan saat ini adalah bagaimana agar tragedi mematikan tidak akan berulang di masa depan, ketimbang hanya khawatir sanksi dari FIFA.

Pertengahan September kemarin , Menteri Pemuda dan Olah Raga Zainudin Amali berjanji jika Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 akan menawarkan sebuah "pengalaman yang tak terlupakan" bagi para penontonnya.

"Semua aspek juga akan kami persiapkan untuk acara tersebut. Kami akan berupaya memberikan kesan yang baik, sehingga akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi 23 negara peserta lainnya," kata Zainudin saat peluncuran maskot U-20 di Jakarta.

Federasi sepak bola Asia (AFC) juga telah menyampaikan belasungkawa atas insiden yang terjadi di Malang.

"Saya menyampaikan belasungkawa untuk keluarga dan teman-teman korban dan semoga penggemar yang terluka dalam insiden serta dukungan bagi PSSI dan klab-klab [sepak bola di Indonesia]," ujar Shaikh bin Ebrahim Al Khalifa, presiden AFC.

Sejumlah klab sepak bola di Eropa, khususnya klab-klab asal Inggris, ikut menyampaikan duka atas tragedi mematikan tersebut.

Di akun Twitter miliknya, mantan gelandang Arsenal asal Jerman Mesut Ozil turut menyampaikan belasungkawa.

Pesepakbola asal Spanyol yang bermain bersama tim Paris Saint-Germain, Sergio Ramos, juga ikut bersedih atas insiden yang terjadi.

Daftar pertandingan berakhir keributan

Data dari lembaga pengamat sepak bola di Indonesia, 'Save Our Soccer' sebelumnya mencatat ada 86 penggemar sepak bola yang meninggal sejak tahun 1995.

Berikut adalah sejumlah daftar keributan yang terjadi saat pertandingan sepak bola dalam empat tahun terakhir.

ABC Indonesia/wires

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI