Cerita Coach Djanur Sampai Lemas Pagi-pagi Dengar Ratusan Orang Tewas karena Tragedi Kanjuruhan

Senin, 03 Oktober 2022 | 12:28 WIB
Cerita Coach Djanur Sampai Lemas Pagi-pagi Dengar Ratusan Orang Tewas karena Tragedi Kanjuruhan
Pelatih Persikabo 1973 Djadjang Nurdjaman berbicara pada sesi konferensi pers jelang pertandingan menghadapi Borneo FC di Stadion Pakansari, Bogor, Jumat (2/9/2022). ANTARA/HO-Persikabo 1973
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelatih Persikabo 1973 Djadjang Nurdjaman atau Coach Djanur sampai lemas mendengar banyak korban berjatuhan usai laga Arema vs Persebaya di Tragedi Kanjuruhan. Saat itu dia lagi makan.

Coach Djanur mendoakan para korban jiwa diterima disisi Allah SWT. Dia juga berharap tragedi seperti itu jadi yang terakhir di dunia sepakbola Indonesia.

"Terkait kejadian di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Kami dari Persikabo 1973 menyampaikan duka yang mendalam. Setelah kabar beredar, kami semua saat makan Pagi lemas mendengarnya dengan banyaknya jatuh korban jiwa. Mari kita doakan yang wafat semoga mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT," kata Coach Djanur dalam keterangan persnya, Senin siang.

Kepolisian Indonesia memastikan jumlah korban tewas tragedi Kanjuruhan Arema vs Persebaya ada 125 orang hingga Minggu malam kemarin. Sebelumnya disebutkan ada 129 orang tewas, namun data itu direvisi karena ada yang tercatat ganda.

Baca Juga: Tegas! Panglima TNI Akan Hukum Pidana Prajurit yang Kungfu Penonton di Stadion Kanjuruhan

Hal itu dikatakan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo. Sebelum dilakukan pembaruan data, jumlah korban meninggal dunia disebutkan sebanyak 129 orang, namun, setelah proses verifikasi diketahui ada data ganda.

"Terverifikasi jumlahnya dari awal sebelumnya 129 orang, saat ini data terakhir hasil pengecekan jumlahnya 125 karena ada yang tercatat ganda," kata Listyo di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu kemarin.

Listyo menjelaskan saat ini pihaknya tengah melakukan pendalaman lebih lanjut terhadap kejadian yang membuat ratusan orang meninggal dunia tersebut. Pihaknya akan melakukan investigasi secara tuntas peristiwa itu.

Menurutnya, saat ini pihak kepolisian masih melakukan pengumpulan data di Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Stadion Kanjuruhan. Nantinya, hasil dari pengumpulan data dan perkembangan tersebut akan disampaikan kepada publik.

"Kami sedang melakukan pengumpulan data di TKP untuk mengetahui secara lengkap dan perkembangan yang ada akan kita sampaikan," ujarnya.

Baca Juga: Menpora dan Kapolri Besuk Korban Luka Hingga Takziah ke Rumah Duka Korban Tragedi Kanjuruhan

Sebelumnya, kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Petugas pengamanan, kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Ditembakkanya gas air mata tersebut dikarenakan para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI