Arema FC soal Polemik Kick-off Malam Hari: PT LIB yang Menolak Perubahan Jadwal

Rully Fauzi Suara.Com
Minggu, 02 Oktober 2022 | 20:01 WIB
Arema FC soal Polemik Kick-off Malam Hari: PT LIB yang Menolak Perubahan Jadwal
Manajer Arema FC, Ali Rifki. [Foto: Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Manajer Arema FC, Ali Rifki menyatakan PT Liga Indonesia Baru (LIB) menolak permohonan untuk memajukan jadwal kick-off pertandingan Liga 1 Arema FC kontra Persebaya Surabaya dari awalnya malam menjadi sore hari, Sabtu (1/10/2022).

"Atas permintaan Kapolres Malang sudah kita kirim (permohonan memajukan kick-off). Setelah itu PT LIB menjawab dan menetapkan bahwa jadwal tetap seperti sedia kala," kata Ali Rifki seperti dimuat Antara, Minggu.

Setelah ditolak, Ali Rifki mengatakan pihaknya mematuhi keputusan dari PT LIB tersebut.

"Saya sebagai manajer tim mengikuti apa yang ada, yang sudah ditetapkan karena jadwal apapun itu urusan panitia penyelenggara, PT LIB dan keamanan," tuturnya.

Baca Juga: Liga 1 Dihentikan Buntut Tragedi Kanjuruhan, Liga 2 Tetap Jalan, Bagaimana Kualifikasi Piala Asia U-17?

Menurut dia, main jam berapa pun pihaknya siap bertanding. Sebab tim telah dipersiapkan untuk laga melawan Persebaya.

"Dari manajemen, mau sore, siang, kami siap bertanding. Karena tim sudah kita siapkan," ucap Rifki.

Dia mengaku, seluruh jajaran manajemen dan pemain tidak menyangka pertandingan melawan Persebaya memakan banyak korban jiwa.

"Saya kira tim semua, pemain, syok semua. Semua tidak menginginkan ini," katanya.

Kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 untuk kemenangan tim tamu Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Baca Juga: Presiden FIFA Gianni Infantino Tanggapi Tragedi Kanjuruhan: Hari yang Gelap di Sepak Bola

Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter Arema FC turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar ketika sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Petugas pengamanan, kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Gas air mata ditembakkan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

Akibat kericuhan tersebut lebih dari 170 orang dilaporkan meninggal dunia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI