Suara.com - Markas Singo Edan Arema FC, Stadion Kanjuruhan tiba-tiba mencekam saat ribuan suporter Arema FC turun ke lapangan karena protes atas kemenangan Persebaya atas Arema FC hingga terjadi kerusuhan yang menyebabkan 182 orang tewas. Hal ini terjadi pada Laga 1 yang dilaksanakan pada Sabtu, (02/10/22).
Stadion Kanjuruhan ini terletak di Jalan Trunojoyo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Stadion megah ini awalnya dibangun pada tahun 1997 silam dan menelan biaya pembangunan mencapai Rp 35 milyar rupiah.
Pembangunan kurang lebih membutuhkan waktu 7 tahun, hingga pada tanggal 9 Juni 2004, Presiden RI saat itu, Megawati Soekarnoputri resmi menandatangani plakat tanda peresmian stadion kebanggaan warga Malang ini yang diletakkan di depan stadion.
Tak hanya itu, peresmian stadion ditandai dengan digelarnya pertandingan kompetisi Divisi I Liga Pertamina Tahun 2004, antara Arema Malang melawan PSS Sleman saat itu.
Baca Juga: Eks Arema FC Frans Watu: Tragedi Kanjuruhan Jadi Duka Seluruh Insan Sepak Bola Indonesia
Sang tuan rumah, Arema berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 1-0. Stadion Kanjuruhan ini merupakan stadion kedua yang menjadi markas Arema FC, setelah sebelumnya bermarkas di Stadion Gajayana, Kota Malang. Di stadion inilah, kartu "keberuntungan" Arema FC dimulai dan banyak laga tuan rumah yang dimenangkan oleh Arema FC.
Stadion megah ini juga berhasil menghantarkan skuad Arema merebut mahkota juara Copa Indonesia 2005 dan 2006. Stadion ini juga menjadi saksi biru keberhasilan skuad Singo Edan menjuarai kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2009-2010.
Sepanjang sejarahnya, Stadion Kanjuruhan sempat menjadi tempat "keramat" bagi Aremania pada tahun 2011-2012 karena adanya dualisme yang terjadi antara manajemen Arema FC dengan tim kedua, Arema Kronus. Beberapa laga yang dilakukan disana hanya ditonton oleh tak lebih dari seribu penonton, jauh dari kapasitas asli Stadion Kanjuruhan tersebut.
Pada awal musim 2014, stadion ini mengalami penambahan satu tribun, yakni tribun berdiri. Tribun ini berada di sekeliling sentelban dengan pagar yang memisahkan tribun dengan lapangan. Penambahan tribun ini praktis menambah kapasitas stadion menjadi benar-benar mencapai 45 ribu penonton. Ketua Panpel Arema, Abdul Haris menyatakan jika penambahan tribun ini dimaksudkan untuk mengantisipasi membludaknya Aremania pada laga-laga tertentu bertajuk big-match.
Kini, Stadion Kanjuruhan kembali menjadi saksi bisu sejarah tewasnya ratusan suporter Arema FC psca laga kontra Persebaya.
Baca Juga: Ratusan Suporter Arema Meninggal Dunia, PSSI Gerak Cepat Hindari Sanksi FIFA
Menkopolhukam menegaskan bahwa insiden ini bukan karena bentrok antarsuporter, melainkan faktor lain yang menyebabkan aparat harus menembakkan gas air mata. Kuat dugaan, akibar gas inilah para suporter yang masih memenuhi tribun mengalami sesak dan terinjak karena panik.
Kontributor : Dea Nabila