Suara.com - Sejak resmi ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia pada Desember 2019, Shin Tae-yong sudah sering kali dihujani kritik.
Mereka yang melontarkan kritik kepada Shin Tae-yong berasal dari berbagai pihak. Mulai dari pelatih hingga pejabat PSSI.
Sejumlah kritik yang dilontarkan kepada Shin Tae-yong memang tergolong pedas. Namun, pihak pemberi kritik ini malah sering menjadi bulan-bulanan publik.
Namun demikian, dari semua nama pengkritik Shin Tae-yong tersebut, ada satu sosok yang saat ini sudah dianggap tobat. Sebab, ia kerap muncul dan memperlihatkan hubungan apik ketika berjumpa Shin Tae-yong.
Berikut deretan nama yang menjadi pengkritik Shin Tae-yong selama menjabat sebagai pelatih timnas Indonesia.
1. Fakhri Husaini
Salah satu pelatih yang pernah mengkritik Shin Tae-yong ialah Fakhri Husaini, eks-pelatih Persela Lamongan yang sudah didepak beberapa hari yang lalu.
Saat itu, Fakhri Husaini merasa berang karena Shin Tae-yong yang kerap kali mengkritik kondisi para pemain timnas Indonesia U-19 pada masa-masa awalnya bekerja sebagai pelatih timnas.
Menurut Fakhri Husaini, Shin Tae-yong ketika itu terlalu banyak ngoceh dan sering mengucapkan hal-hal negatif mengenai para pemain Indonesia kepada media.
Baca Juga: KABAR BURUK Elkan Baggott Terancam Absen di Piala AFF 2022
Padahal, kata Fakhri Husaini, eks-pelatih timnas Korea Selatan itu dibayar mahal oleh PSSI untuk membenahi para pemain timnas, bukan untuk mengeluh dan mengumbarnya kepada media massa.
2. Milomir Seslija
Mantan pelatih Borneo FC, Milomir Seslija, menjadi salah satu juru taktik asing yang pernah melayangkan kritik untuk pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong.
Saat itu, kritik yang dilontarkan Milo ini berkaitan dengan program pemusatan latihan timnas Indonesia yang digelar pada periode September 2021.
Milomir Seslija yang saat itu masih menjabat sebagai pelatih PSM Makassar mengatakan, TC timnas Indonesia hanya banyak memberikan materi latihan kebugaran untuk menempa fisik pemain.
Menurut pelatih yang akrab disapa Milo hal, itu tak perlu diberikan secara berlebihan karena pemain Indonesia memiliki kebugaran yang bagus.
3. Paul Munster
Selain itu, ada pula mantan pelatih Bhayangkara FC, Paul Munster, yang pernah memberikan kritik untuk Shin Tae-yong.
Ketika itu, Paul Munster sempat mempertanyakan keputusan pelatih asal Korea Selatan tersebut yang memanggil dua pemainnya, Evan Dimas dan Adam Alis, untuk menghadapi play-off Kualifikasi Piala Asia 2023.
Padahal, menurut Paul, dua anak asuhnya tersebut bukanlah pemain reguler yang mengisi daftar 11 pemain utama Bhayangkara FC setelah keduanya sempat diterpa cedera.
Bahkan, Evan dan Ilham saat itu juga mendapatkan menit bermain yang sangat minim di bawah komandonya. Menurut Paul, keputusan Shin memanggil dua pemain itu terasa ganjil.
4. Haruna Soemitro
Salah satu anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Haruna Soemitro, juga menjadi pihak yang pernah melontarkan kritik keras kepada Shin Tae-yong.
Hal ini terutama karena Haruna merasa kesal dengan frasa ‘percaya proses’ yang kerap digunakan untuk mendukung Shin Tae-yong.
Menurut Haruna, hal yang terpenting dalam sepak bola adalah hasil, bukan proses. Hal itu sempat diutarakan Haruna ketika Shin Tae-yong hanya bisa membawa timnas Indonesia finis sebagai runner-up Piala AFF 2020.
“Tidak penting itu sebuah proses. Yang paling penting adalah hasil. Apa pun latihannya kalau tidak juara, ya belum dikatakan juara. Indonesia sudah enam kali masuk final Piala AFF. Kalau sekarang tetap runner-up, ya bukan prestasi,” katanya.
5. Indra Sjafri
Selain itu, orang di lingkaran PSSI lainnya yang juga pernah mengkritik hingga terlibat konflik dengan Shin Tae-yong ialah Indra Sjafri.
Eks-juru taktik timnas U-19 dan U-23 yang kini menjabat sebagai Direktur Teknik PSSI itu pernah terdepak dari staf pelatih yang dikomandoi Shin Tae-yong karena pergi tanpa pamit dari pemusatan latihan.
Semenjak saat itu, hubungan antara Shin Tae-yong dengan Indra Sjafri sempat renggang. Bahkan, kedua pihak sempat berbalas kritik pedas di media.
Salah satunya, Indra menyebut bahwa pelatih asal Korea Selatan itu banyak melontarkan alasan karena tak mampu memenuhi target PSSI.
Menurutnya, pelatih berusia 51 tahun itu terlalu banyak berbicara ke media di Korea Selatan.
Hal ini menunjukkan bahwa Shin tak percaya diri dengan janjinya seperti saat menjalani presentasi sebagai kandidat pelatih timnas Indonesia.
Namun, belakangan hubungan antara keduanya sudah membaik. Konflik yang sempat memanas sudah berakhir bahagia.
[Penulis: Muh Adif Setyawan]