Suara.com - Curacao harus menerima kenyataan pahit setelah menelan kekalahan kedua mereka dari Timnas Indonesia di FIFA matchday.
Sebagaimana diketahui, Curacao kembali bertekuk lutut di hadapan Timnas Indonesia, usai takluk di laga pertama FIFA Matchday dengan skor 2-3 beberapa waktu lalu, Sabtu (24/9/2022).
Di laga kedua yang digelar di Stadion Pakansari, Selasa (27/9/2022), Curacao kalah tipis dari Timnas Indonesia dengan skor 2-1.
Di laga kedua tersebut, Timnas Indonesia mampu meraih kemenangan 2-1 berkat gol Dimas Drajad di babak pertama dan Dendy Sulistyawan di babak kedua.
Baca Juga: Tua-tua Keladi, Lionel Messi Selangkah Lagi Lewati Rekor Gabriel Batistuta di Timnas Argentina
Sedangkan gol balasan Curacao di laga kedua ini dicetak oleh Jeremy Antonisse di awal babak kedua.
Kekalahan sebanyak dua kali dari Timnas Indonesia tersebut terbilang mengejutkan. Apalagi secara kualitas, Curacao unggul atas skuad Garuda.
Di sisi lain, kekalahan di laga kedua ini juga mengejutkan karena pelatih Curacao, Remko Bicentini, menyebut timnya akan tampil berbeda dengan laga pertama di mana mereka kalah 2-3 dari Timnas Indonesia.
Nyatanya, ucapan Remko Bicentini itu tak terlihat di atas lapangan, sehingga Curacao untuk kedua kalinya tumbang di tangan Timnas Indonesia.
Terlepas dari hal tersebut, Curacao memiliki sejumlah alasan yang membuat mereka harus bertekuk lutut di hadapan Timnas Indonesia di laga kedua. Berikut ulasannya.
Baca Juga: Shin Tae-yong vs Pelatih Vietnam Park Hang-seo, Siapa Lebih Bagus?
1. Taktik Jitu Shin Tae-yong
Curacao dan sang pelatih, Remko Bicentini, mengakui kekalahan kedua dari Timnas Indonesia. Ia mengakui kalah strategi dari skuad Garuda arahan Shin Tae-yong.
Di laga kedua ini, Shin Tae-yong menerapkan pendekatan berbeda untuk pemainnya, di mana ia memilih menurunkan formasi berbeda ketimbang pertemuan pertama.
Formasi berbeda ini lantas membuat Curacao yang telah menyiapkan taktik tersendiri kelabakan sehingga sulit mengembangkan permainan.
Karenanya, Timnas Indonesia pun bisa bermain tenang dan mengalahkan Curacao untuk kedua kalinya di laga FIFA Matchday.
2. Gol Cepat
Disadari atau tidak, gol cepat yang dibuat Timnas Indonesia di menit ke-3 lewat Dimas Drajad membuat permainan Curacao kacau balau.
Dimas Drajad mampu mencetak gol cepat di menit ke-3 memanfaatkan bola Rebound hasil sepakan keras Witan Sulaeman dari luar kotak penalti.
Gol cepat ini pun memberikan tekanan psikis ke para pemain Curacao, yang kemudian mengindahkan strategi yang telah direncanakan agar bisa mencetak gol balasan dengan cepat.
Nahasnya, upaya menyamakan gol cepat Timnas Indonesia itu baru terwujud di awal babak kedua, yang jelas sudah menguras fisik dan mental para pemain Curacao.
3. Emosi Berlebihan
Kekalahan Curacao dari Timnas Indonesia juga tak lepas dari permainan keras para pemainnya. Permainan keras ini terlihat dari emosinya para pemain.
Dalam laga tersebut, Curacao harus menerima empat kartu kuning, di mana dua di antaranya didapatkan sejak gol cepat Timnas Indonesia tercipta.
Selain kartu kuning, Curacao juga mendapat kartu merah usai Juninho Bacuna mendapat kartu kuning kedua di menit ke-80.
Emosi yang berlebihan ini tak ayal menggerogoti permainan Curacao sehingga bisa dieksploitasi dengan baik oleh Timnas Indonesia.
[Penulis: Felix Indra Jaya]