Suara.com - Pentolan Aremania Achmad Ghozali memberikan penjelasan tentang puluhan suporter Arema FC yang diamankan petugas di Stadion Brawijaya, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (17/9/2022).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, puluhan Aremania diamankan petugas setelah sempat terjadi keramaian di sisi selatan tribun Stadion Brawijaya, ketika laga BRI Liga 1 Persik Kediri vs Arema FC tengah berlangsung.
"Dari pihak keamanan, ada Aremania yang menyusup dan dibawa ke Mapolres (Polres Kediri Kota) dan ada sebagian yang dibawa ke Brimob. Kalau total kurang lebih 50 orang," kata LOC Persik Kediri Abriadi Muhara yang dimuat Antara, Sabtu (17/9/2022) malam.
Soal puluhan suporter yang diamankan tersebut, Ghozali mengatakan jika mereka yang diamankan petugas gabungan TNI - Polri datang ke stadion tidak mengatasnamakan Aremania.
Baca Juga: Jelang El Clasico Lawan Persib, Liburan Skuad Persija Ternyata Tidak Tenang
Ghozali menambahkan, mereka membeli tiket pertandingan dan datang ke stadion tanpa atribut Aremania. Namun saat tengah menyaksikan pertandingan, terjadi sweeping KTP.
Suporter yang bukan berasal dari Kediri pun panik menghindari sweeping KTP. Kemudian terjadilah keributan. Petugas pun turun tangan untuk mengamankan para suporter tersebut.
Suporter tersebut kemudian diamankan oleh petugas dan di bawa ke ruang VIP, ruang ganti pemain. Saat melewati kerumunan fotografer, suporter itu juga menerima pukulan.
"Dia pegang tiket. Dia masuk ke stadion, bukan mengatasnamakan Aremania. Mereka pakai baju biasa," kata Ghozali saat dihubungi SuaraJatim.id, Selasa (20/09/2022).
"Tapi ada sweeping KTP. Kebetulan dia (Seorang suporter yang diamankan di stadion) itu anak Malang. Dia itu nyantri di salah satu pondok di Kediri," tambahnya.
Baca Juga: Profil Alireza Faghani, Wasit Piala Dunia 2022 yang Pernah Pimpin Laga Liga 1 Indonesia
"Sudah kami klarifikasi, (Yang memukul) bukan dari media, itu adalah Youtuber. Konten kreator yang masuk di sana," sambungnya.
"Mereka itu orang Malang, Aremania yang bekerja, pelajar, yang berada di Kediri. Mereka beli tiket tanpa atribut kemudian kena sweeping KTP Persik Mania."
"Setelah kami lihat anak itu bawa tiket. Bukan menyusup. Kita ini bukan seorang suporter yang memiliki atribut jelek. Arema berapapun harga tiket di beli," tegas Ghozali.
Ghozali berterima kasih kepada kepolisian karena telah sigap mengamankan puluhan suporter tersebut.
"Pengamanan itu langkah yang bagus dari kepolisian. Bukan ditangkap. Mereka diamankan, 'kamu nonton di Polres saja'," katanya menambahkan.
Soal tak ada kuota bagi Aremania? Ghozali mengatakan sudah mengetahuinya.
"Saya ikut pertemuan itu. Saya juga di perbatasan sweeping meminta agar kawan-kawan tidak ke Kediri. Tapi mereka ini kan bekerja di Kediri, pelajar, beli tiket tidak mengatasnamakan Aremania, trus menonton pertandingan."
Selasa (20/9/2022), Manajer Arema FC Ali Rifki juga meluruskan kabar tentang keramaian yang terjadi di Stadion Brawijaya akhir pekan kemarin.
Ali menjelaskan jika Aremania yang datang ke stadion memiliki tiket pertandingan dan tidak mengenakan atribut Arema atau Aremania.
"Kalau saya rasa sih Aremania bukan menyusup ya, bahasanya, karena mereka beli, punya tiket jadi mereka menonton tanpa atribut bahasanya sih begitu," kata Ali saat dihubungi Suara.com.
"Jadi Aremania menonton laga Persik vs Arema juga tanpa mengenakan atribut," terangnya.
Ali juga membenarkan jika panitia pertandingan tidak menyediakan kuota tiket untuk Aremania.
"Iya benar (tidak disediakan kuota). Tapi kita tak bisa tahu siapa-siapa, satu-satu yang masuk ke stadion. Buktinya panpel tidak tahu itu Aremania, jadi ya dianggapnya penonton saja," Jelas Ali.