Suara.com - Musim lalu, Champions League digemparkan dengan tumbangnya klub raksasa Real Madrid oleh Sheriff Tiraspol di Santiago Bernabeu.
Di pertandingan kedua Grup D Champions League 2021-2022, Sheriff Tiraspol mempermalukan Real Madrid 2-1.
Kemenangan tersebut menjadi sejarah baru bagi Sheriff Tiraspol, yaitu memenangi laga kontra klub raksasa di Champions League.
Tapi, tahukah Anda jika Sheriff Tiraspol adalah klub yang sempat berstatus tanpa negara?
Baca Juga: Sheriff vs MU: Fans di Moldova Ingin Lihat Cristiano Ronaldo Main, Erik ten Hag Tak Bisa Garansi
Siapa yang menyangka klub yang didirikan pada 1996 dengan nama FC Tiras Tiraspol itu sebenarnya tidak memiliki negara.
Berdirinya klub tersebut tak lepas dari peran mantan anggota KGB, Polisi Rahasia Uni Soviet yang bekerja sama dengan jasa keamanan bernama Sheriff, Victor Gusan.
Dalam waktu singkat, klub pun menjadi yang terbesar di Liga Moldova meskipun tempat asal klub ini sejatinya tidak ada dengan statusnya sebagai klub ibu kota.
Bukan Moldova, karena Tiraspol terletak di negara berbeda, yakni Transnistria yang statusnya tidak diakui anggota negara PBB.
Layaknya negara pada umumnya, Transnistria memiliki bendera, mata uang hingga kabinet pemerintahan lengkap dengan kekuatan militer yang memiliki pos di perbatasan.
Baca Juga: Erik ten Hag Wanti-wanti Manchester United Jangan Remehkan Sheriff
Hal ini juga tak lepas dari Bessarabia yang merupakan negara asal dari Turki Usmani, hasil dari perang Turki-Rusia medio 1806-1812.
Perang yang mengakibatkan Bessarabia jatuh ke tangan Tsar Rusia, nasib wilayah ini semakin terombang-ambing sejak Revolusi Oktober 1917.
Hingga pada 1904 terbentuk Moldavian Soviet Socialist Republic, meskipun sejak Soviet pecah beberapa anggota mempertahankan kedekatan dengan Rusia.
Meskipun sebagian di antaranya bergabung dengan Rumania, dan dari situlah lahir Transnistria yang bertepat di barat sungai Dniester.
Bukan tanpa alasan Sheriff Tiraspol disebut sebagai klub kaya, karena perusahaan Sherrif yang seolah memonopoli bisnis di daerah ekonomi Transnistria.
Mulai dari stasiun TV, SPBU, iklan dan lain sebagainya berhasil menjadikan mereka konglomerat di kawasannya sendiri.
[Penulis: Eko Isdiyanto]