Lobi Qatar, Israel Ingin Buka Kantor Sementara Selama Gelaran Piala Dunia 2022

Syaiful Rachman Suara.Com
Kamis, 15 September 2022 | 15:53 WIB
Lobi Qatar, Israel Ingin Buka Kantor Sementara Selama Gelaran Piala Dunia 2022
Logo piala dunia Qatar (FIFA)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Israel dan Qatar, yang tidak memiliki hubungan diplomasi, telah berdiskusi untuk membuka kantor sementara bagi Israel di Negara Teluk itu selama penyelenggaraan Piala Dunia FIFA 2022.

Israel belum lolos Piala Dunia yang akan dimulai pada November itu, namun mereka telah mengumumkan kesepakatan yang mengizinkan warganya, seperti warga asing dari negara lainnya, untuk mendapatkan visa masuk ke Qatar dengan menunjukkan bukti pembelian tiket, demikian dilaporkan AFP, Rabu (14/9/2022).

Para pemain Timnas Israel merayakan gol pembuka mereka saat menghadapi Islandia di UEFA Nations League - Liga B Grup 2 di stadion Samy Ofer di kota Haifa Israel pada 2 Juni 2022.JACK GUEZ / AF
Para pemain Timnas Israel merayakan gol pembuka mereka saat menghadapi Islandia di UEFA Nations League - Liga B Grup 2 di stadion Samy Ofer di kota Haifa Israel pada 2 Juni 2022.JACK GUEZ / AF

“Ada kontrak antara pejabat Israel dan Qatar,” kata seorang wakil diplomatik Israel yang juga membenarkan bahwa diskusi yang telah dilakukan berpusat pada pembahasan pembukaan kantor sementara untuk mengakomodasi kebutuhan para penggemar Israel yang menonton Piala Dunia.

“Pertemuan tersebut seharusnya tidak masuk dalam kategori pembicaraan diplomatik, dan sampai sekarang belum ada kesepakatan apa pun,” kata pejabat yang meminta namanya tidak disebutkan itu.

Baca Juga: Menghitung Cuan dari Piala Dunia 2022 Qatar, Apakah Akan Untung Besar?

Qatar tidak mengakui Israel sebagai negara dan mendukung Hamas, kelompok Islam Palestina yang berjuang menjaga jalur Gaza dan telah terlibat perang dengan Israel sejak 2008.

Israel, yang terus melakukan blokade di Gaza, telah melakukan normalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab, Bahrain dan Maroko sejak September 2020.

Perjanjian yang dibuat oleh Presiden AS Donald Trump itu melanggar konsensus negara-negara Arab selama beberapa dekade. Sebab, hubungan dengan Israel hanya boleh dibangun jika ada perjanjian damai dan Palestina bisa mendapatkan kembali wilayahnya yang diduduki Israel.

Qatar juga menjadi salah satu negara yang mengkritik kesepakatan yang disebut Perjanjian Abraham atau Abraham Accords itu.

Ketegangan antara Israel dan Qatar meningkat setelah pembunuhan reporter Al Jazeera Shireen Abu Akleh pada Mei lalu ketika sedang meliput konflik bersenjata Israel-Palestina di kamp pengungsi di Jenin, Tepi Barat.

Baca Juga: Ekuador Terancam Dicoret dari Piala Dunia 2022, Byron Castillo Dipanggil FIFA

Jaringan yang berbasis di Doha dan negara Qatar kompak menuduh Israel sengaja membidik Abu Akleh.

Tentara Israel mengakui bahwa pasukannya telah menembak Akleh, namun mereka mengatakan bahwa penembakan itu tidak disengaja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI