Indonesia hanya mengandalkan sedikit skema untuk membongkar pertahanan Myanmar. Namun, hasilnya sangat kurang efektif dalam menciptakan peluang.
2. Kurangi Longball Tak AKurat

Aspek kedua yang juga menjadi catatan khusus ialah kecenderungan para pemain timnas Indonesia U-16 melakukan longball untuk menembus barisan pertahanan Myanmar.
Skema ini memang dijalankan untuk mengeliminasi lini tengah yang dipenuhi para pemain Myanmar dengan strategi bertahannya. Namun, skema semacam ini jurang tampak kurang efektif.
Timnas Indonesia U-16 tampak kesulitan untuk menjalankan skema bola-bola jauh yang sering kali justru kandas di tengah jalan. Bola yang berupaya dikirimkan dari lini pertama justru terlihat belum bisa efektif menciptakan peluang emas di area kotak penalti lawan.
Padahal, apabila dilihat dari beberapa pertandingan sebelumnya, efektivitas serangan timnas Indonesia U-16 justru berasal dari skema operan-operan pendek dan memainkan bola dari kaki ke kaki.
3. Kesalahan Lini Belakang
![Timnas Indonesia U-16 saat menghadapi Myanmar dalam laga semifinal Piala AAFF U-16 2022. Indonesia berhasil menang dan melaju ke final lewat drama adu penalti 5-4 setelah bermain imbang 1-1 selama 120 menit di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Rabu (10/8/2022). [Twitter/@PSSI]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/08/11/63953-timnas-indonesia-u-16-vs-myanmar-semifinal-piala-aff-u-16-2022-2.jpg)
Salah satu sisi kelemahan yang masih terlihat jelas saat menghadapi Myanmar ialah kesalahan-kesalahan tak perlu yang dilakukan oleh barisan pertahanan timnas Indonesia U-16.
Berulang kali, timnas Indonesia U-16 justru melakukan kesalahan-kesalahan fatal yang berpotensi merugikan. Oleh karena itu, kekurangan ini harus segera diperbaiki.
Baca Juga: Final Piala AFF U-16, Timnas Indonesia Bertekat Raih Kemenangan sebagai Kado HUT Kemerdekaan RI
Sebab, kesalahan tak perlu yang masih dilakukan timnas Indonesia U-16 bisa menjadi titik kelemahan yang nantinya akan dieksploitasi oleh Vietnam.