Pola pikir seperti ini sangat sesuai ditanamkan kepada pemain-pemain belia seperti mereka yang berkompetisi di Piala AFF U-16 2022.
Sebagus apapun bakat pemain di sana, tidak akan terasah maksimal tanpa dukungan lingkungan terutama sokongan dari teman-teman setim, pelatih sampai ofisial.
Mentalitas pemain mesti dibentuk dengan tangguh karena dari kompetisi U-16, mereka akan mengarungi sulitnya bertahan di sektor lapangan hijau.
Tidak sedikit dari pemain-pemain itu, nantinya, akan beralih profesi lantaran tak bisa bersaing di dunia sepak bola atau berkarier sebagai pesepak bola, tapi karier mandek sebab tak mau mengasah diri.
Namun, apa saja profesi mereka di masa depan, setidak-tidaknya Bima sudah memberikan pondasi dalam bentuk kedisiplinan. Bahwa mereka tak bisa dilepaskan dari orang lain.
Skuad timnas U-16 pun tidak merasa apa yang diberikan pelatih mereka sebagai beban.
"Bagi kami, itu bagus untuk kedisiplinan. Supaya kami semua kompak dan tidak sembarangan," ujar Narendra Tegar.

Orang tua
Bima Sakti tak menolak anggapan bahwa sebagai pelatih anak-anak berusia 16 tahun ke bawah, dia juga harus berperan sebagai orang tua, kakak dan sahabat bagi pemainnya.
Baca Juga: Hasil Piala AFF U-16: Myanmar Bikin Kejutan, Permalukan Australia 3-2
Pesepak bola umur remaja, dia menjelaskan, tidak bisa dilepaskan begitu saja layaknya pria dewasa. Mereka memerlukan sosok pengarah dan tugas itu diemban oleh pelatih.