Kebijakan-kebijakan itu ditetapkan Bima untuk tujuan mulia yakni memperkuat mental dan membentuk karakter dan memperkuat mental para pemainnya yang baru berusia remaja.
Sebagai mantan pesepak bola profesional, pria berusia 46 tahun itu tahu betul bagaimana kencangnya angin berhembus ketika seorang pemain bergelimang perhatian publik. Dia tidak mau anak-anak asuhnya hilang sebelum berkembang.
Tanggung jawab
Apa yang diberlakukan Bima Sakti di skuadnya cepat atau lambat dapat menumbuhkan benih tanggung jawab di dalam diri pemain-pemainnya.
Salah satunya, mereka akan mengerti bahwa satu kesalahan yang dibuat dapat merugikan tim secara keseluruhan.
Ini penting karena sepak bola adalah olahraga kolektif. Setiap personel tim, baik di dalam maupun luar lapangan, merupakan sebuah struktur yang dapat hancur jika sekeping bagiannya tak kokoh.
Singkatnya, sepak bola itu "satu untuk semua, semua untuk satu". Individu berjuang untuk tim dan tim hadir untuk mendukung perkembangan pribadi-pribadi di dalamnya agar lebih baik.
Terkait hal itu, ada satu pernyataan tajam dari legenda sepak bola Brazil, Arthur Antunes Coimbra atau lebih dikenal sebagai Zico.
Dikutip dari Goal.com, ketika ditanyakan perihal dirinya yang tidak pernah menjuarai Piala Dunia, Zico menjawabnya dengan elegan.
Baca Juga: Hasil Piala AFF U-16: Myanmar Bikin Kejutan, Permalukan Australia 3-2
"Sepak bola adalah olahraga kolektif dan sering kali nasib tim tidak bergantung pada permainan bagus seorang pemain, tetapi pada performa apik skuad itu secara keseluruhan".